Noverlina Kaget Dapat Bansos Tunai, Bukan Karena Jumlahnya

Noverlina Kaget Dapat Bansos Tunai, Bukan Karena Jumlahnya
Ilustrasi Bantuan Sosial Tunai alias BST. Foto: Dok.JPNN.com

jpnn.com, KLATEN - Sikap tiga warga Desa Malangan, Kecamatan Tulung, Klaten, Jawa Tengah, layak diacungi jempol.

Joko Budi Santoso, 43, dan anaknya yang masih kelas VII SMP Safithri Aurel Janitra Putri, serta Sri Handayani memilih mengembalikan bantuan sosial tunai (BST) dari Kementerian Sosial (Kemensos) ke pemerintah desa setempat. Alasannya, masih banyak warga yang lebih layak menerima.

Noverlina, istri Joko Budi Santoso sekaligus ibu dari Safithri Aurel Janitra Putri menjelaskan, awalnya mendapat undangan dari ketua RT untuk mengambil BST di balai desa, Kamis (14/5). Pengambilan dilakukan di balai desa setempat, Sabtu (16/5). Dia heran, tiga nama sekaligus dalam satu KK (kepala kelarga) dapat BST.

“Kaget, baru pertama dapat bantuan pemerintah, langsung tiga nama. Saya, suami, dan anak dapat semua,” terang Noverlina saat ditemui Radar Solo di rumahnya di Dusun Pulon RT 05 RW 02, Desa Malangan, Kecamatan Tulung, kemarin (17/5).

Tahu satu KK dapat tiga bantuan, Noverlina berniat menolaknya. Sebab, dia dan keluarganya merasa berkecukupan secara ekonomi.

Masih banyak warga yang lebih berhak dan membutuhkan. Sebagai catatan, suaminya saat ini kerja jadi sopir di Jakarta. Tidak bisa mudik gara-gara pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di ibu kota.

Niatan ini dikonsultasikan ke ketua RT setempat. Tetapi disarankan mengambilnya terlebih dahulu. Sebab jika tidak diambil, dianggap mengundurkan diri. Sehinga bantuan yang seharusnya diterima, langsung dikembalikan ke pusat (Kemensos).

Noverlina pun memutuskan mengambil, dengan harapan bisa diberikan ke yang membutuhkan melalui pemerintah desa (pemdes).

Karut-marut data penerima bantuan sosial tunai di sejumlah daerah masih banyak terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News