Nur Rizal GSM: Program Sekolah dan Guru Penggerak Memicu Kastanisasi

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Muhammad Nur Rizal mengkritisi kebijakan pemerintah menyeleksi guru dan sekolah untuk peningkatan kualitas pendidikan.
Menurutnya, Program Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, dan pengembangan lainnya baik, tetapi bisa menimbulkan kesenjangan.
Sebab, tidak semua guru punya kesempatan sama untuk mendapatkan akses terhadap program tersebut.
"Proses seleksi cenderung memilih guru-guru terbaik yang sudah sering mendapatkan intervensi," ujarnya dalam taklimat media daring, Selasa (31/5)
Menurut founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) itu, proses tersebut bisa menimbulkan kesenjangan bahkan berakibat pada kastanisasi.
Tentu saja, lanjut Rizal, keterbatasan anggaran menjadi alasan mengapa proses seleksi ini harus dilakukan.
Di bulan pendidikan dan kebangkitan nasional sekaligus lahirnya Pancasila, Rizal megingatkan bahwa para founding fathers seperti Bung Karno dan Ki Hajar Dewantara justru membuat sekolah publik untuk melawan budaya kastanisasi yang diciptakan Pemerintah Kolonial Belanda.
Bercermin pada sejarah masa lalu, GSM ingin memaknai kembali semangat melawan kastanisasi tersebut dengan membuat Program Sekolah Menyenangkan untuk menjadi kultur baru di sekolah.
Pendiri GSM Muhammad Nur Rizal menilai Program Sekolah dan Guru Penggerak memincu kastanisasi.
- Dapat Nilai Jelek, Siswa Madrasah Aliah Bacok Pak Guru
- Lelang Jabatan ala Ganjar Pranowo Layak jadi Rujukan
- Pendaftaran PPPK 2023 Ditutup 29 September, Berlaku untuk 3 Kelompok Pelamar Ini
- Ganjar Menjelaskan Komitmennya soal Sekolah Gratis di Seluruh Indonesia
- Seleksi PPPK Guru 2023 Berubah, Dirjen Nunuk Ungkap 6 Hal Perlu Diketahui Honorer
- UTA 45 Jakarta Kukuhkan Profesor Farmasi Klinis, Diana Laila jadi Guru Besar Termuda