Nyam..Nikmatnya Makan Sate Babi Bumbu Kacang di Tepi Hutan Monyet

Nyam..Nikmatnya Makan Sate Babi Bumbu Kacang di Tepi Hutan Monyet
SATE KHAS: Suasana di salah satu warung sate di kawasan wisata Sangeh, Badung. (KUSUMA YONI/BALI EXPRESS)

“Sate Babi ini sudah menjadi menu khas objek wisata Sangeh ini, karena menu ini merupakan menu tradisional di daerah ini,” jelasnya.

Untuk sate babi yang dijual di sekitar objek wisata Sangeh ini, Sekar menyebutkan hampir jenis satenya sama baik dari bahan, bumbu yang digunakan hingga cara penyajian dari sate tersebut. Adapun jenis sate babi yang dijual ini adalah jenis sate tusuk.

Sate tusuk ini terbuat dari daging dan lemak babi. Yang menjadi ciri khas dari sate babi Sangeh ini, dikatakan Sekar adalah, sebelum dibakar daging sate ini direndam dengan bumbu khas Bali dengan cita rasa pedas dan manis.

“Sehingga sate yang dihasilkan memiliki citarasa yang manis dan pedas yang lembut,” lanjutnya.

Untuk proses perendaman daging ini, Sekar menyebutkan dilakukan minimal selama dua jam, sehingga bumbu benar-benar meresap ke dalam daging.

Selain itu, dengan merendam dalam bumbu yang kaya rempah-rempah ini, Sekar menyebutkan bisa menghambat proses pembusukan pada daging babi, sehingga daging babi bisa tahan selama 12 jam lebih meskipun berada tempat terbuka.

Untuk proses menghidangkan sate ini, sate ini dihidangkan sama dengan sate lainnya, yakni dibakar ketika ada pesanan, sehingga rasa sate tetap segar.

Sehingga masih dalam keadaan hangat, dan pelanggan bisa langsung menikmatinya. “Sate memang lebih nikmat dihidangkan dalam keadaan panas, kalau dingin rasanya akan amis,” ungkapnya.

Sangeh, Kabupaten Badung, Bali selama sudah terkenal sebagai kawasan objek wisata hutan kera. Kepopulerannya bahkan sudah sampai ke manca negara.

Sumber Jawapos.com

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News