Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang

Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang
Nyawa Pengusaha Layang-layang, Melayang
KUNINGAN - Ajal manusia siapa yang tahu. Begitu pun dengan Endang Sumirat (59), warga Blok Gibuk RT 30 RW 4, Kelurahan Cigadung, Kuningan. Semangat pengusaha layang-layang tersebut dalam memajukan usaha yang dirintisnya sejak 1976, harus terputus. Ayah dari 4 anak itu dipanggil Illahi saat mobil L300 Nopol E 8142 YC yang ditumpanginya ditabrak bus Luragung Jaya.

Puluhan pelayat masih menemani keluarga korban saat Radar tiba di rumah duka, pukul 9.00. Oleh keluarga, korban sudah dikebumikan. Tampak, Sutasih Suhartini (52), istri korban, tengah dikelilingi sanak saudara. Meski isak tangis kehilangan suaminya sudah mereda, tapi air matanya terus menetas. Sesekali, Sutasih pun menyekanya dengan tangan.

Sutasih mengaku kaget dengan kejadian ini. Ia harus kehilangan suami tercinta untuk selama-lamanya. Kata dia, tidak ada firasat apa pun sebelum suaminya meninggal. Saat itu, suaminya baru tiba dari Tegal usai mengirim order layang-layang hasil produksinya. Tak berapa lama, Ia kembali berangkat ke Cirebon untuk belanja benang layangan. Pulang dari Cirebon, kembali ada kontak permintaan kiriman barang layangan dari Purwokerto.

Tanpa rasa capek, suaminya kembali berangkat. “Saya sudah coba larang, jangan berangkat sekarang, capek. Tapi suami saya maksa berangkat,” tutur Sutasih Suhartini, kepada Radar Cirebon (Grup JPNN), Minggu (1/4).

KUNINGAN - Ajal manusia siapa yang tahu. Begitu pun dengan Endang Sumirat (59), warga Blok Gibuk RT 30 RW 4, Kelurahan Cigadung, Kuningan. Semangat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News