OASE KIM Dorong Peran Kaum Ibu dalam Upaya Ketahanan Energi

OASE KIM Dorong Peran Kaum Ibu dalam Upaya Ketahanan Energi
Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menyelenggarakan "Ngobrol Bareng Penghematan Energi di Lingkup Rumah Tangga" bekerja sama dengan Kementerian ESDM dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga. Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dunia tengah menghadapi tantangan pemanasan global. Polusi udara dan emisi yang dihasilkan dari aktivitas manusia telah mencapai level mengkhawatirkan.

Untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat sinergi dalam menangani tantangan tersebut, Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) menyelenggarakan "Ngobrol Bareng Penghematan Energi di Lingkup Rumah Tangga" bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengaku bangga atas antusiasme ibu-ibu anggota OASE KIM dan PKK yang ikut serta dalam usaha ketahanan energi dan penanggulangan permasalahan lingkungan.

Arifin mengajak para ibu untuk peduli terhadap ketahanan energi dan dapat memanfaatkan energi dengan optimal.

"Kalau hanya bapak-bapak saja, progressnya pasti lama, tapi dengan bantuan Ibu-Ibu Insya Allah semuanya bisa dipercepat, karena pengaruh ibu-ibu itu sangat luar biasa. Kita harus concern dengan ketahanan energi kita. Bagaimana kita bisa memanfaatkan energi ini seoptimal mungkin, sehingga keberadaan energi itu akan selalu bersama-sama kita. Kalau kita boros, nanti cepat habis, biaya energi menjadi mahal, dan ongkos kesehatan menjadi sangat tinggi," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (7/11).

Kementerian ESDM memiliki berbagai program terkait ketahanan energi. Salah satunya adalah program konversi sambungan gas ke perumahan. Program ini diharapkan dapat mengurangi impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Saat ini 70 persen LPG yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari impor. Pemerintah pun berupaya untuk mengoptimalisasi produksi gas dalam negeri, supaya dapat menjadi tulang punggung ketahanan energi di masa depan.

"Kita sekarang sedang berupaya mengoptimumkan produksi gas dalam negeri. Banyak sumber-sumber baru yang berpotensi dan bisa dimanfaatkan, tetapi, satu sumber ini kalau sudah ditemukan subernya paling cepat 7 tahun baru bisa keluar, karena dibor dulu, dipasang infrastrukturnya, butuh upaya dan butuh waktu, tetapi, gas inilah yang akan kita pakai menjadi backbone kita, untuk bisa memperpanjang keberadaan energi," katanya.

Antusiasme ibu-ibu anggota OASE KIM dan PKK ikut serta dalam usaha ketahanan energi dan penanggulangan permasalahan lingkungan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News