Obat Kanker RSUD dr Soetomo Habis

Obat Kanker RSUD dr Soetomo Habis
Ilustrasi.

Sementara itu, dr Heru Purwanto SpB(K)Onk mengakui habisnya obat untuk kanker. Salah satunya, Tamoxifen, obat oral untuk kanker. Ada ratusan pasien yang membutuhkan obat tersebut. Menurut dia, sejatinya obat kanker ada beberapa jenis. Misalnya A, B, dan C. Masalahnya, obat tersebut direkomendasikan untuk kanker tertentu. Obat yang lain tidak bisa. Sebab, peraturannya harus memakai merek itu yang dihasilkan dari pabrikan khusus. "Sudah sebulan lebih tidak ada," ucapnya.

Dokter yang menangani langsung pasien kanker di RSUD dr Soetomo itu menuturkan, obat tersebut sudah diresepkan kepada pasien. Namun, apotek tidak bisa melayani. Alasannya, obat kosong dari pabrik. 

Selain obat oral tersebut, Heru mengakui kekosongan Zoladex. Obat tersebut perlu diinjeksikan setiap bulan ke tubuh pasien sebagai terapi hormonal. Dia pun menyebut hanya bisa menunggu bagian farmasi POSA untuk mengadakan obat tersebut. Sebab, banyak pasien yang sangat membutuhkan. "Semoga segera ada," ucapnya.

Hingga kini belum ada kejelasan kapan obat tersedia. Direktur RSUD dr Soetomo dr Dodo Anondo MPH tidak membantah adanya kekosongan obat. Namun, dia mengaku belum mendapat laporan apa pun.

Dodo menyebutkan, jika obat kanker menghilang, ada dua opsi yang ditawarkan. Pertama, dicarikan obat pengganti. Sesuai dengan formularium nasional (fornas), ada beberapa jenis obat yang ditanggung BPJS pada satu penyakit. Namun, jika obat yang kosong itu hanya satu-satunya yang bisa diresepkan, Dodo meminta dokter membuat laporan ke rumah sakit.

Dengan begitu, dia menyatakan siap untuk segera melayangkan surat ke Dirjen Bina Kefarmasian (Binfar) Kemenkes pusat. Jika masalahnya pada pabrik yang tidak menyuplai obat, hanya Menkes yang bisa turun tangan. Yakni, menegur pabrik. Selain Kemenkes, ketersediaan obat berkaitan dengan BPJS. "Saya akan minta ke BPJS dan Menkes. Ini sudah urusan tingkat atas. Kami hanya sebagai pengguna," tegasnya.

Dodo menambahkan, selama ini pasien kanker memang tinggi. Termasuk yang membutuhkan obat. Misalnya, untuk kemoterapi. Sebanyak 22 kamar tidur di ruang kemoterapi RSUD dr Soetomo penuh setiap hari. "Di POSA itu obat harian. Biasanya oral untuk ditelan. Kalau kemo ada khusus, dilewatkan infus," ujarnya. (nir/c19/ayi)

 


SURABAYA - Pasien kanker RSUD dr Soetomo tidak bisa leluasa mendapatkan obat. Sejak dua pekan lalu, instalasi farmasi di Poli Onkologi Satu Atap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News