Oh Lihatlah, Seberangi Sungai, Meniti Tali Demi Sesuap Nasi

Oh Lihatlah, Seberangi Sungai, Meniti Tali Demi Sesuap Nasi
Seorang petani di Jorong Lompek meniti jembatan dari tali demi menafkahi keluarganya. Foto: Arfidel Ilham/Padang Ekspres

Sehari-harinya, jembatan itu dilewati petani Jorong Lompek yang rata-rata memiliki perkebunan di Bukik Cubadak. Daerah ini dikenal sebagai sentra penghasil karet Lareh Sago Halaban.

Titian tali sling yang dibuat secara swadaya oleh pemilik kebun di seberang Bukik Cubadak itu, juga sudah berumur cukup lama. Biasanya, bila tali sling sudah berkarat dan rusak, diganti dan diperbarui. “Semuanya dilakukan secara swadaya,” ujar Khairuzal.

Kawasan Bukit Cubadak sejak dari dulunya sudah dijadikan perkebunan bagi warga setempat. Mereka berkebun di bagian lereng, maupun puncak bukit. Setiap paginya mereka pergi ke kebunnya, dan balik ketika sore tiba.

Setidaknya terdapat lima jembatan titian tali sling di Jorong Lompek dengan kondisi sama. “Di bagian hulu sungai dan di sebelah hilir sungai, juga ada titian sling ini. Petani baru mampu menjadikan tali sling ini sebagai jembatan,” sebut warga Jorong Lompek lainnya, Pintos, 40.

Masyarakat setempat sebetulnya sudah mengidam-idamkan jembatan representatif, paling kurang untuk lewat sepeda motor saja. Namun, sejauh ini harapan itu belum kunjung terkabul. “Cukup satu saja jembatan yang bisa dilewati kendaraan roda dua, jelas sangat membantu para petani di sini,” tambah Pintos yang biasa disapa Anto.

Warga yakin bila pembangunan jembatan terealisasi, mampu menggeliatkan pereekonomian masyarakat Jorong Lompek. “Kami sangat yakin dalam satu hari saja usai jembatan dibangun, ekonomi masyarakat langsung berubah di  Jorong Lompek,” sebut Khairuzal.

Warga lainnya, Nurjati, 55, sangat berharap kepada anggota dewan yang duduk mewakili rakyat di DPRD, menyampaikan aspirasi masyarakat untuk bisa mendapatkan pembangunan jembatan. “Harapan kami, DPRD dan Pemkab Lima Puluh Kota bisa segera merealisasikan pembangunan jembatan untuk petani di Lompek ini,” ujar dia.

Wakil Ketua DPRD Lima Puluh Kota, Sastri Adiko Datuak Putiah sebagai anak nagari Lareh Sago Halaban, sangat prihatin. Hanya saja, menurutnya, prioritas pembangunan dari pinggir yang disuarakan pemerintah belum merata dengan baik.

Para petani di Jorong Lompek, Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, mempertaruhkan nyawa demi sesuap nasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News