Omah Buku Blondo Awalnya Cuma Iseng di Poskamling, Sekarang Luar Biasa

Omah Buku Blondo Awalnya Cuma Iseng di Poskamling, Sekarang Luar Biasa
Budi Susilo menghidupkan literasi di Omah Buku Blondo. Foto: Riri Rahayu/Jawa Pos Radar Semarang

Di sana, anak-anak bisa bersosialisasi sembari mengenal literasi. Hal yang menurut Budi bernilai sangat penting.

Sebab, anak-anak kelak akan menghadapi dunia global yang keras.

Untuk itu, anak-anak butuh dibekali dengan literasi sebagai fondasi.

“Literasi pun enggak sebatas baca dan tulis. Namun, juga nilai-nilai yang lain. Toleransi, misalnya,” kata Budi.

Dia tidak mengamini pernyataan minat baca Indonesia rendah. Menurutnya, selama ini yang jadi masalah bukan minat bacanya, tetapi ketersediaan fasilitas untuk membaca.

Untuk itu, keberadaan taman baca maupun perpustakaan perlu ditingkatkan. Selain itu, orang tua, termasuk guru, juga perlu mengantar anak ke jalur literasi dengan jalan yang tepat.

Budi mengatakan, selama ini banyak anak-anak yang trauma lebih dulu sebelum gemar membaca.

Hal tersebut dikarenakan orang dewasa kurang persuasif dalam mengajak.

“Misalnya mengajak membaca karena mau ulangan. Kan anak-anak jadi takut duluan. Yang di pikiran mereka jadinya ulangan, bukan keseruan-keseruan membaca,” katanya.

Budi Susilo tak mau napas Omah Buku Blondo berhenti. Dia pengin anak-anak siap menghadapi dunia global yang keras.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News