OnlyFans

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

OnlyFans
Dea OnlyFans, tersangka kasus dugaan penyebaran konten pornografi. Foto: Fransiskus Adryanto Pratama/JPNN.com

Cukup dengan jeprat-jepret foto, lalu mengunggah di Instagram, orang bisa kondang mendadak dan mendapat julukan selebritas Instagram alias selebgram.

Seorang mahasiswa bernama Gusti Ayu Dewanti asal Nganjuk, Jawa Timur, yang kemudian berkuliah di Malang, bermimpi menjadi selebriti digital dengan cara pintas. 

Tidak ada keterampilan khusus yang dimilikinya. 

Dia hanya berbekal wajah dan tubuh untuk dipertontonkan.

Namun, itu lebih dari cukup untuk menjadi modal kosohoran di dunia digital. 

Tidak butuh waktu lama untuk mencapai kesohoran di dunia hiburan. 

Andy Warholl pada 1970-an sudah terkenal dengan mantranya ‘’Fifteen Minutes of Fame’’, lima belas menit kesohoran.

Bak seorang dukun ahli ramal top, Warholl--seniman lukis pencetus gerakan ‘’pop art’’ yang memperkenalkan gaya lukis kontemporer nano-nano penuh warna--membuat pernujuman, ‘’In the future everyone will be wolrd-famous ini 15 minutes’’, di masa depan nanti setiap orang bisa saja menjadi terkenal di seluruh dunia dalam 15 menit.

Polisi menangkap Dea, tetapi OnlyFans tetap bebas. Dea sendiri tidak ditahan karena masih ingin menyelesaikan kuliahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News