Orang Tajir Mengaku Miskin Bakal Ketahuan dari NIK, Ini Sebabnya

Orang Tajir Mengaku Miskin Bakal Ketahuan dari NIK, Ini Sebabnya
Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus mendorong seluruh penduduk memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK).

Menurut Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh, penduduk yang belum memiliki NIK akan merugi.

Zudan mengatakan NIK merupakan data penting yang menjadi acuan negara dalam memberikan pelayanan kepada warganya. Misalnya, data NIK dipakai untuk pemberian bantuan sosial, layanan pembuatan surat izin mengemudi (SIM), pendaftaran pemilih, dan dokumen lainnya.

"Kalau enggak punya NIK, enggak bisa mendapat itu semua," ujar Zudan saat menjadi pembicara pada diskusi bertema NIK untuk Vaksinasi: Urgen atau Ribet? yang ditayangkan akun JPNN.com di YouTube.

Guru besar ilmu hukum tata negara itu menjelaskan NIK menjadi kunci penting bagi data lain. Oleh karena itu, data NIK terus diperbarui karena ada penduduk yang menikah, meninggal dunia, bercerai, maupun pindah domisili.

"Yang punya bebi, segera bawa ke Dukcapil. Panti asuhan, daftarkan (penghuni, red) ke Dukcapil. Nanti Dukcapil yang turun," tutur Zudan.

Birokrat asal Yogyakarta itu menegaskan sinkronisasi NIK dengan data instansi lain juga bisa mengungkap status ekonomi seseorang.

Zudan mencontohkan seorang warga yang saat didata tergolong miskin sehingga masuk daftar penerima bantuan sosial, tetapi ternyata kini sudah mampu. Warga itu semestinya sudah dikeluarkan dari Data Terpadu Kesejahteran Sosial (DTKS) di Kementerian Sosial.

Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan sinkronisasi NIK dengan data instansi lain juga bisa mengungkap status ekonomi seseorang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News