Ozonae, Mesin Penjernih Air Hasil Rakitan Pemuda Jember

Ozonae, Mesin Penjernih Air Hasil Rakitan Pemuda Jember
Angger Prasetyo yang berhasil menciptakan penjernih air. FOTO: JAWA POS GROUP

Mesin ciptaan Angger sangat mudah dioperasikan. Jika mesin sudah tersambung dengan aliran listrik, tombol on tinggal ditekan untuk menghidupkan mesin. Selang air kecil yang menempel di mesin tersebut ditenggelamkan ke air yang menjadi objek. Setelah itu, muncul reaksi yang ditandai dengan menggelembungnya air. 

''Mesin menghasilkan ozon ketika muncul bau amis ozon,'' ung­kapnya. Begitu pula saat memproses air mentah menjadi layak konsumsi.

Angger mengakui, treatment untuk kolam lele dan air minum berbeda meski tidak terlalu signifikan. ''Hanya waktu pemrosesan yang berbeda,'' ucapnya.

Sulung di antara empat bersaudara pasangan suami istri Peni Pintarto dengan Yani itu sudah enam bulan memproduksi mesinnya. Dia dibantu dua pemuda di kampungnya yang menganggur. Sebelum memproduksi mesin ''ajaib'' tersebut, dia membutuhkan waktu tiga bulan untuk melakukan penelitian. Sama seperti pencipta alat yang lain, penelitian diawali dengan kegagalan yang diiringi dengan penyempurnaan. 

''Mesin saya tercipta karena ayah menantang saya,'' ujarnya. 

Maklum, ayah Angger adalah salah seorang pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jember. Setelah mampu men­ciptakan mesin sterilisasi air itu, dia didukung penuh oleh orang tuanya untuk mengembangkan Ozonae.

Merasa percaya diri karena alat ciptaannya layak dijual di pasaran, Angger menyebar promosi di Facebook. Ternyata benar, produknya laris manis hingga laku dijual ke luar negeri. Dalam sebulan, dia bisa menjual 30 unit mesin. Padahal, satu mesin dijual Rp 1 juta. ''Harga tersebut berbeda dengan ongkos kirim,'' tuturnya.

Pria yang aktif di HIPMI Jember itu memiliki mimpi untuk memproduksi mesin tersebut secara masal. Selain ingin menampung tenaga produktif di kampungnya, dia yakin produksi masal lebih mempermurah barang yang dijual. ''Kalau murah, bakal lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaatnya,'' katanya.

Keterbatasan perlengkapan bukan halangan untuk bermanfaat bagi sesama. Angger Prasetyo telah membuktikannya. Anak muda yang tinggal di Jalan KH Abdus

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News