Pabrikan Minta Kejelasan Insentif Mobil Listrik

jpnn.com, JAKARTA - Vice President Director of Marketing and Sales PT Nissan Motor Indonesia Davy J. Tuilan mengatakan, tantangan membawa mobil listrik ke Indonesia adalah infrastruktur dan perpajakan.
’’Pertama jelas tentang charging station. Quick charging station di Jepang itu kira-kira 30 menit. Ini kita belum ada,’’ ujar Davy, Senin (13/11).
Selain itu, pemerintah Indonesia belum merumuskan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), bea impor, dan registration fee.
’’Berkaca di Jepang, registration fee EV (mobil listrik) itu nol. Ini apresiasi kepada pabrikan yang membantu pemerintah mengurangi efek rumah kaca,’’ kata Davy.
Secara jangka pendek, Davy menuturkan bahwa kendaraan listrik, khususnya yang berbasis full emission vehicle (EV, masih butuh waktu untuk menemukan pasarnya.
’’Karena itu, kami ingin edukasi masyarakat Indonesia tentang nikmatnya mengendarai mobil listrik,’’ tutur Davy.
Kemarin, Nissan memamerkan produk kendaraan listrik, yakni Nissan Note e-Power.
Pabrikan asal Jepang tersebut mengklaim pihaknya siap menerjunkan produk LCEV-nya di Indonesia.
Davy J. Tuilan mengatakan, tantangan membawa mobil listrik ke Indonesia adalah infrastruktur dan perpajakan.
- Kiat Merawat Baterai Mobil Listrik Agar Kondisinya Tidak Cepat Menurun
- Awal Mei 2025, Polytron Indonesia Akan Berekspansi ke Segmen Mobil Listrik
- Terra Charge Perluas Infrastruktur SPKLU di Neo Soho Mall Jakarta
- Huawei Meluncurkan Pengisian Daya EV Terbaru, Bisa Charger Truk Listrik
- Tunjuk Airlangga Jadi Negosiator Tarif AS, Prabowo Dapat Pujian
- Indonesia Terbuka soal Kritik Terhadap QRIS