Pagi Batu

Oleh: Dahlan Iskan

Pagi Batu
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Selama Julianto tidak aktif, kepemimpinan di Selamat Pagi Indonesia dipegang Sendy Fransiscus Tantono. Sendy adalah ketua yayasan di situ. Ia juga dosen.

Memang SPI sudah pula mendirikan perguruan tinggi. Namanya: Sekolah Tinggi Kewirausahaan Selamat Pagi Indonesia (STKSPI).

Sekolah tinggi ini diresmikan empat tahun lalu. Yang meresmikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Moh Nasir.

Sebenarnya sudah lama Sendy memegang posisi pimpinan sehari-hari. Julianto sudah lebih banyak mengurus penyediaan dana sekolah. Sendy sudah mampu dilepas. Ia lulusan S1 Petra Surabaya. Lalu melanjutkan S2 di Thailand. Sedang doktornya diperoleh dari Austria.

Belakangan Julianto hanya mengoordinasikan donatur sekolah. Parah. Akibat peristiwa itu beberapa donator telah mundur.

Julianto memang harus rajin mencari dana. Sekolah ini khusus untuk anak yatim piatu, yatim saja atau piatu saja. Dari seluruh Indonesia. Tanpa pandang suku dan agama. Gratis.

Anak-anak yang ditampung itu tidak harus pintar. "Anak pintar sudah banyak yang memperhatikan," ujar Jeffry mengutip kata-kata Julianto.

Masih ada pengaduan lain. Dari Sheren juga: Julianto mengeksploitasi anak untuk bisnis.

Kok begitu beruntun: pencabulan para siswi di pesantren Jawa Barat, di pesantren Jombang, kini di Batu (Sekolah SPI) –banyak yang mengira itu pesantren juga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News