Pak Gatot Nurmantyo, Apakah Benar Anda Menuduh Gus Dur dan Habibie PKI?

Pak Gatot Nurmantyo, Apakah Benar Anda Menuduh Gus Dur dan Habibie PKI?
Gatot Nurmantyo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito mengingatkan kepada mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo untuk memperhatikan pernyataannya. Menurut pria yang akrab disapa Klutuk ini, upaya penyetopan film G30S PKI dan TAP MPRS Nomor 33 sebagai langkah awal kebangkitan PKI yang dilakukan pemerintah turut memfitnah tiga presiden sekaligus.

"Saya prihatin dengan langkah politik yang dilakukan oleh Pak Gatot Nurmantyo. Pak Gatot dengan segala hormat, kami menyesalkan berbagai pernyataan Bapak yang terus saja memecah belah bangsa, dengan membangkitkan trauma 1965," ujar dia.

Menurutnya, ketika Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, tidak ada dendam pada Soeharto dan kroninya.

"Bahkan 14 Gubernur dari daerah penting diambil dari TNI karena kedepankan rekonsiliasi. Kemudian Bung Karno Proklamator Bangsa selalu ada di dalam setiap perumusan dasar negara. Jadi PDI Perjuangan sangat kokoh di dalam memegang dan menjalankan falsafah bangsa Pancasila," jelas dia.

Dirinya menambahkan, rakyat juga mencatat bagaimana tuduhan Pak Gatot terkait ada kekuatan besar PKI yang berada di balik penghentian pemutaran film G30S PKI, program pelurusan sejarah, termasuk sikap TAP MPRS no XXXIII tahun 1967 ternyata tanpa bukti.

"Di balik tuduhan tidak mendasar itu ada tokoh-tokoh besar seperti Letjen TNI Purn Muhammad Yunus Yosfiah, Prof Dr Juwono Sudarsono dan Presiden Habibie di mana pemerintahannya tidak mewajibkan kembali pemutaran film G30S PKI," katanya.

Lalu, demikian halnya Presiden Gus Dur yang menyampaikan sikapnya atas TAP MPRS no 33 tersebut. Jadi secara tidak langsung, katanya, Gatot menuduh beliau-beliau tersebut adalah PKI. Klutuk mengingatkan Gatot agar tidak memberikan pernyataan tendensius penuh ambisi politik itu.

"Untung ada Bang Usman Hamid dari aktivis Kontras yang mematahkan seluruh argumentasi tidak benar tersebut," paparnya.

Klutuk juga menegaskan kader PDI Perjuangan dididik untuk membumikan Pancasila dengan seluruh benang merah sejarahnya. "Para calon kepala daerah yang bukan PDIP pun dilatih, tanya saja mereka, terhadap seluruh materi yang diajarkan. Semua untuk hadirnya pemimpin negarawan yang menyatukan bangsa," tegasnya.

"Saya jadi membandingkan, bagaimana Panglima Besar Jenderal Sudirman selalu mengobarkan nasionalisme, persatuan nasional, dan juga juga kehebatan sejarah masa lalu yang hebat," tukas Wanto.

Wanto mengaku, pihaknya lebih meneladani Jenderal Sudirman, daripada Jenderal Gatot yang selalu hadirkan ketakutan, ancaman, dan juga hal-hal negatif tentang Presiden Joko Widodo.

Dia menerangkan, kepemimpinan Jenderal Sudirman itu selalu menyatukan. Rakyat makin cerdas melihat mana pemimpin yang menyatukan dan mana yang memanfaatkan tragedi masa lalu untuk kepentingan politik praktisnya.

"Pak Gatot mohon maaf, bukankah Bapak masih terikat pada Sumpah Sapta Marga? Alangkah baiknya jika Bapak meneladani kepemimpinan Panglima Besar Sudirman daripada membuat pernyataan yang bernada menghasut," jelasnya. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Tangerang Selatan Wanto Sugito mengingatkan pernyataan Gatot Nurmantyo bisa sebagai bentuk memfitnah tiga presiden sekaligus


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News