Pak Harto
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Ekonomi Asia Tenggara kolaps. Seperti kartu domino, ekonomi Indonesia juga ambruk dan harus menyerahkan diri pada belas kasih IMF (International Monetary Fund), Dana Moneter Internasional.
Pak Harto menyerah di depan Michel Camdessus, dan kekuasaan politik yang sudah dibangunnya selama 32 tahun ikut ambruk.
Sejarah berulang, rezim baru Orde Reformasi telah lahir.
Kini giliran Soeharto yang menjadi target de-Soehartoisasi. Apa saja yang berbau Soeharto dihancurkan, dan muncul tuntutan agar Soeharto diadili atas dosa-dosa politiknya.
Dua puluh tahun berselang. Orde Reformasi di bawah Jokowi mengingatkan banyak orang akan gaya politik Soeharto yang integralistik dan—dalam istilah Marsillam—fasistis karena peran negara yang terlalu kuat vis a vis civil society, masyarakat madani.
Demokrasi berjalan secara prosedural tetapi substansinya sudah banyak terdistorsi.
Oposisi di parlemen kehilangan gigi. Parlemen jalanan dalam bentuk demonstrasi mahasiswa sudah lama hilang dan dilupakan. Sebagai ganti adalah munculnya parlemen digital yang riuh rendah di media sosial.
Legasi Soeharto sudah dikubur. Ada upaya untuk membangunkannya kembali, tetapi dilakukan sporadis dan tidak terorganisasi sehingga sia-sia. Dan sekarang giliran legasi Soekarno yang dihidupkan kembali.
Masa pemerintahan Orde Baru yang dipimpinnya selama 32 tahun berhasil mengangkat ekonomi Indonesia.
- Merespons Prabowo, Hasto Bicara Cita-Cita Bung Karno Merombak Sistem Internasional yang Anarkis
- Teruntuk Prabowo, Hasto Sebut PDIP Paling Konsisten Menjabarkan Gagasan dan Cita-cita Bung Karno
- Prabowo Sebut Bung Karno Bukan Milik Satu Partai, Basarah PDIP: Sudah Tepat
- Menurut Ketua PBNU, Sejarah Pemilu Berulang, Soeharto Pakai TNI, Jokowi Gunakan Polri
- Sejarawan Ungkap Siasat Soeharto Langgengkan Kekuasaan, Ada Istilah Kudeta Merangkak
- Sudirman Said Sebut Jokowi Lebih Parah dari Soeharto