Pak Jokowi! Angka Kemiskinan di Maluku Utara Naik

Pak Jokowi! Angka Kemiskinan di Maluku Utara Naik
Ilustrasi. Foto: from Radar Lombok

jpnn.com, TERNATE - Di tengah pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo, kabar kurang sedap datang dari Maluku Utara. Angka kemiskinan di Malut mengalami kenaikan.

Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Malut Selasa (2/1) kemarin, tergambar bahwa penduduk miskin Malut pada September 2017 mencapai 78.280 atau 6,44 persen dari jumlah penduduk secara keseluruhan.

Itu artinya bertambah 1.810 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2017 yang sebesar 76.470 atau 6,35 persen dari jumlah penduduk Malut.

Menurut Kepala BPS Malut Misfaruddin, ada tiga faktor penyebabnya. Pertama, selama periode Maret-September 2017, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebesar 1,14 poin yaitu dari 130,72 pada Maret 2017 menjadi 131,86 pada September 2017.

Kedua, terjadi penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) khususnya pada subsektor tanaman pangan dan perikanan tangkap selama periode Maret-September 2017. NTP subsektor tanaman pangan pada September 2017 mengalami penurunan sebesar 6,43 poin menjadi 100,40 dibandingkan NTP tersebut pada Maret 2017 sebesar 106,83.

“Sementara itu NTP subsektor perikanan tangkap mengalami penurunan sebesar 0,86 poin menjadi 103,03 dibandingkan NTP tersebut pada Maret 2017 sebesar 103,89,” kata Misfaruddin, seperti dilansir dari Malut Pos.

Ketiga, jumlah penerima program beras sejahtera (rastra) pada periode Mei-Agustus 2017 di Malut sebesar 38,71 persen, dan angka tersebut masih lebih rendah dari angka rata-rata nasional sebesar 42,90 persen.

Sementara itu persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 yaitu sebesar 3,70 persen atau meningkat 0,09 poin dibandingkan keadaan Maret 2017 yang sebesar 3,61 persen. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 meningkat 0,15 poin menjadi 7,55 persen dibandingkan keadaan pada Maret 2017 yang sebesar 7,40 persen.

BPS Maluku Utara mengungkap ada tiga faktor penyebab naiknya angka kemiskinan di daerahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News