Pak Jokowi Dimarahi Petani, Indonesia Tak Mengimpor Jagung Lagi

Pak Jokowi Dimarahi Petani, Indonesia Tak Mengimpor Jagung Lagi
Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan ke-15 di Banda Aceh, Sabtu (6/5). Foto: Fathan Sinaga/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuka acara Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan ke-15 di Banda Aceh, Sabtu (6/5). Presiden dalam sambutannya menceritakan keluhan petani saat melakukan kunjungan di Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2015.

“Petani marah dan berkeluh kesah karena harga jagung saat itu Rp 1.500-Rp 1.700," kata presiden yang akrab disapa Jokowi  itu dalam sambutannya di hadapan 38 ribu petani dan nelayan di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh.

Setelah mendengar keluhan petani, Jokowi lantas memanggil sejumlah menteri terkait untuk mencari tahu penyebab harga jagung dari petani anjlok. Ternyata, penyebabnya adalah jagung impor.

"Impor jagung 3,6 juta ton saat itu. Saat itu juga saya perintahkan lima tahun ini tidak ada impor lagi jagung," kata dia.

Di samping itu, Jokowi juga mengeluarkan instruksi presiden (Inpres) untuk menetapkan harga jagung kadar basah senilai Rp 2.700 per kilogram. Dia juga memerintahkan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mengawasi harga dan produksi jagung.

Menurutnya, saat itu semua petani senang dan kembali menanam jagung. "Dengan dipaksa harga seperti itu petani menanam karena menguntungkan. Tadi saya tanya Mentan, pada akhir 2016 hanya tinggal 900 ribu ton. Tahun ini kita upayakan tidak impor lagi," kata Jokowi. (mg4/jpnn)


Presiden Joko Widodo membuka acara Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan ke-15 di Banda Aceh, Sabtu (6/5). Presiden dalam sambutannya menceritakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News