Pak Tito Mau Perangi Terorisme dengan Ideologi Tandingan

jpnn.com - JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa penangkapan terhadap para terduga teroris belum tentu bisa menyelesaikan masalah terorisme di Indonesia. Menurutnya, perkembangan terorisme di Indonesia tak lepas dari penyebaran paham dan ideologi radikal.
Tito mengatakan, pencegahan dan pemberantasan terorisme juga harus dibarengi dengan perlawanan terhadap penyebaran ideologi radikal. Artinya, radikalisme juga harus diperangi dengan ideologi tandingan.
"Nah ini kemudian juga membuat tandingan ideologi yang bisa dikalahkan. Ideologi ini (radikalisme) yang harus dikalahkan dengan ideologi juga," kata Tito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).
Mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) itu menjelaskan, ada tiga ideologi yang bisa menangkal penyebaran paham radikalisme ini. Yakni Pancasila, demokrasi, dan Islam Nusantara.
"Ini (Pancasila, red) harus segera diintensifkan kembali. Yang kedua adalah ideologi demokrasi. Demokrasi itu bisa betul-betul menjamin kesejahteraan rakyat,” katanya.
Sedangkan tentang paham Islam Nusantara, sambung Tito, juga harus terus disuarakan. “Ini yang harus kita dukung supaya bisa intens mengalahkan ideologi radikal," terang Tito.
Selain itu Tito juga menegaskan, menangkap pelaku teror tidak akan menuntaskan masalah. "Kita menangkap ribuan orang kasus terorisme tidak akan selesai kalau tidak memperbaiki ideologinya," pungkasnya.(elf/JPG)
JAKARTA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan bahwa penangkapan terhadap para terduga teroris belum tentu bisa menyelesaikan masalah terorisme
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pemerintah Pusat Memproses Usulan Gelar Pahlawan Nasional untuk Marsinah
- Tiga Saksi dari Gapensi Ungkap Fee 13 Persen Disetor ke Alwin Basri Suami Mbak Ita
- Soal Wacana Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Legislator Bicara Prinsip Keadilan
- Investasi Jateng di Triwulan I-2025 Capai Rp 21 Triliun
- Hasan Nasbi Hadiri Sidang Kabinet Meski Sudah Mengundurkan Diri, Kok Bisa?
- Tak Hanya Siswa, Orang Dewasa Bermasalah Juga Bakal Dikirim ke Barak Militer