Pakar: Bali Harusnya Lockdown Ketat Bukan Malah Dibuka Untuk Turis

Pakar: Bali Harusnya Lockdown Ketat Bukan Malah Dibuka Untuk Turis
A tourist wearing face sunbathe as beaches are gradually reopening following months of lockdown due to the new coronavirus outbreak, in Bali, Indonesia on Monday, July 27, 2020. Foto: ABC

Keberadaan orang tanpa gejala

Salah satu masalah yang dihadapi di Indonesia adalah sedikitnya pengetesan yang dilakukan terhadap warga sehingga angka kasus yang tercatat rendah di berbagai kota .

Dr Pandu Riono dari Universitas Indonesia mengatakan angka sebenarnya bisa 10 kali lebih tinggi, yang berarti di Indonesia sekarang sudah ada hampir 1 juta kasus COVID-19.

"80 persen mereka yang terkena tidak memiliki gejala," katanya.

"Saya tidak tahu persis jumlah yang terkena, namun saya percaya angkanya jauh lebih besar. Bisa 10 kali, atau 20 kali lebih besar, tidak seorang pun yang tahu."

Rendahnya angka pengetesan juga bisa menjadi alasan mengapa Bali memiliki kasus yang rendah dibandingkan Jakarta.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengetesan paling rendah di dunia.

Sejauh ini dari 270 juta penduduk, baru sekitar satu juta yang sudah dites.

Dr Iwan mengatakan meski angka pengetesan rendah, Jakarta sudah lebih banyak melakukan tes dibandingkan Bali dan provinsi lain, karena sumber daya dan laboratorium yang lebih memadai.

Pulau Bali sebagai destinasi wisata utama di Indonesia sudah kembali dibuka untuk turis dalam negeri akhir Juli lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News