Pakar: Potensi Penyalagunaan Kekuasaan Oleh Presiden Sulit Terhindarkan

Pakar: Potensi Penyalagunaan Kekuasaan Oleh Presiden Sulit Terhindarkan
Tangkapan layar Pakar komunikasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad dalam sebuah diskusi. Foto: ANTARA/Melalusa Susthira K

Selain itu, menjamin Pemilu berjalan secara langsung, umum, bebas, rahasi dan jujur dan adil menuju pencoblosan pada 14 Februari 2024 mendatang.

Indonesian Youth Congress, kata Hasnu, meyakini bahwa Pemilu demokratis, integritas dan bermartabat hanya dapat dilahirkan dari 4 komponen penting. Pertama, Penyelenggara Pemilu (KPU, Bawaslu, DKPP) yang profesional. Artinya penyelanggara Pemilu yang “tidak nakal dan tidak genit” atau di bawah tekanan peserta pemilu atau rezim yang sedang berkuasa.

Kedua, peserta pemilu (parpol, Tim Sukses dan Relawan) yang mengedepankan ide dan gagasan konkrit yang menyentuh persoalan publik.

Ketiga, pemilih yang rasional. Tidak tergiur dengan “gimmick dan framing politik” yang menyesatkan.

Keempat, pemerintah (Presiden, Menteri, Lembaga Negara, Birokrasi/ASN, TNI, Polri, Gubernur, Bupati, dan Kepala Desa) yang cawe-cawe, nakal bahkan berlaku tidak netral.

Dia mengajak semua pihak agar mengawal secara ketat pelaksaan Pilpres 2024 mendatang.

“Kami mendorong Bawaslu dapat menggunakan secara baik kewenangannya untuk mengawasi netralitas presiden, menteri, TNI, Polri, birokrasi, ASN, dan kepala desa agar tidak berpihak kepada capres-cawapres tertentu,” pungkas Hasnu.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

Pakar Komunikasi Politik Universitas Gadjah Mada Nyarwi Ahmad mengatakan potensi penyalahgunaan kekuasaan atau abuse of power oleh presiden sulit terhindarkan.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News