Pakde Karwo Bikin Menpar 'Mati Ketawa' di Surabaya

Pakde Karwo Bikin Menpar 'Mati Ketawa' di Surabaya
Menpar Arief Yahya. Foto: pojoksatu

Kedua, lanjut Pakde, jika tetap meneruskan konsep pengembangan destinasi dan industri pariwisata yang diterapkan Menpar dengan 10 top destinasi itu tidak dijamin sukses. Semua orang kembali membelalakkan mata ke arah Gubernur berusia 65 tahun itu. "Secara teoritis, ini sudah tidak masuk! Jangan memulai dari nol, harus berawal dari akhir. Jawa Timur sudahlah, bisa diadu, paling siap diantara yang lain," katanya, lagi-lagi mendapat tepuk tangan audience. 

Kali ini, Menpar Arief Yahya benar-benar tidak bisa menahan ngakak. Karena kalimat "berawal dari akhir" itu adalah magic word yang biasa disampaikan Arief Yahya di berbagai forum saat menginspirasi start up company. Beginilah gaya Jawa Timuran kalau sudah kumpul, saling bersilat lidah, saling menggoda, tetapi tidak membuat tersinggung satu dengan yang lain. 

Masih ada satu lagi, ungkapan Pakde Karwo yang membuat Arief Yahya betul-betul beranjak dari tempat duduknya, tak kuat menahan tawa. "Kalau orang Bali, paling terhina kalau setelah meninggal tidak boleh dimakamkan di kampung halamannya! Ditolak adat, tidak diizinkan Banjar. Jangan sampai itu terjadi pada Orang Banyuwangi. Gara-gara tidak memikirkan kemajuan bumi asalnya," sindir Pakde Karwo yang langsung gerrr. 

Dalam diskusi "Ruang Ide" Jawa Pos itu, pembicara lainnya adalah Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi dan Djarwo Sujanto, Dirut Pelindo III Surabaya. Azwar Anas yang selama ini disupport Arief Yahya pun, ikut-ikutan menyerang. Kompak dengan Gubernurnya. 

"Banyuwangi sudah membuktikan, dengan positioning sport tourism, sudah melambungkan nama Banyuwangi, dan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Tinggal menunggu, alokasi sumber daya dari Kemenpar yang lebih banyak lagi ke depan, daripada mengembangkan kawasan baru dari nol. Belum tentu tune in, edukasinya lama," sindirnya yang memperkuat Pakde Karwo. 

Selepas acara, Azwar Anas pun bercerita, "Mumpung bisa bicara dengan komunitas orang Jawa Timur sendiri!" bisiknya. Pakde Karwo pun menambahkan, saat ini jumlah wisman ke Jatim sekitar 500 ribu, tidak sulit bagi Jatim menjadi 1 juta. 
Kata-kata serupa juga diungkapkan Pakde Karwo di pembukaan Majapahit Travel Fair 2016 di Grand City Mall, Surabaya. 

Event pertemuan buyers dan sellers yang dilangsungkan pada 14-17 April 2016 itu Soekarwo juga berkelakar yang sama. "Nilai Rp 10 triliun untuk daerah-daerah lain, itu memang besar. Tapi untuk Jawa Timur, itu kurang besar!" ungkapnya yang disambut tepuk tangan riuh. 

Di travel mart yg bertema "marine tourism" itu, Menpar Arief Yahya menjawab tantangan Pakde Karwo dan Bupati Azwar Anas. Dalam forum Travex yang mempertemukan buyers dan sellers itu, tercatat 120 buyers dari 16 negara dan 20 perusahaan dari dalam negeri. Sellersnya 80 pihak, 48 dari Jatim dan 32 dari non Jatim, seperti Bali, Lombok, dan lainnya. "Transaksinya sampai malam ini (14 April 2016), sejumlah 50 Miliar. Saya mau tahun depan double menjadi Rp 100 Miliar,” kata Arief Yahya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News