Paket Wisata ke Bali Diobral di Tiongkok, Ini Kejanggalannya

“Coba dipikir, dengan Rp 600 ribu bisa dapat tiket ke Bali dan balik lagi ke Tiongkok. Dapat makan dan hotel selama lima hari empat malam. Jadi kualitasnya seperti apa,” tanyanya.
Elsye mengatakan, obral itu memang patut dipertanyakan. “Istilah kami zero tour fee (perjalanan tanpa biaya, red),” sambungnya.
Sedangkan Wakil Ketua Komite Tiongkok ASITA Bali (Bali Liang) Bambang mengungkapkan, ada sejumlah pengusaha dari China yang membangun art shop di Bali. Jumlahnya sudah cukup banyak dan mereka memberikan subsidi wisatawan dengan biaya murah itu ke Bali.
Syaratnya, wisatawan Tiongkok wajib masuk ke toko–toko itu. “Ada subsidi dari art shop besar yang punya beberapa di Bali. Subsidi ini yang bisa membuat harga murah,” ungkapnya.
Selanjutnya, wisatawan Tiongkok membeli barang–barang berbahan lateks seperti kasur, sofa, bantal dan lainnya. Tapi, ada yang janggal dengan belanjaan para wisatawan Tiongkok itu.
“Dengan alasan bahwa Indonesia penghasil karet, sehingga barangnya jauh lebih murah. Padahal barang itu sebenarnya barang buatan Tiongkok juga,” kata Bambang.
Ironisnya, pembayarannya tidak dengan rupiah. Sebab, pembayarannya sudah melalui sistem elektronik dengan barcode.
“Jadi transaksinya berputar saja, datang ke Bali dari Tiongkok, belanja ke toko Tiongkok, kemudian sistem pembayaran masih ala Tiongkok,” ungkap Bambang.(rb/feb/mus/JPR)
Pelaku bisnis pariwisata di Bali mengeluhkan paket wisata yang dijual murah untuk turis Tiongkok. Ada keanehan di balik penjualan paket wisata murah itu.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Gerak Cepat, Telkomsel Pulihkan Layanan Jaringan Internet saat Listrik Mati di Bali
- Dokter Konsumen
- Swara Apurva, Indra Lesmana Terinspirasi Dewata Nawa Sanga
- 4 Remaja Jadi Begal Bawa Senjata Api di Kuta Bali
- Praktisi Hukum: Surat Edaran Gubernur Tak Bisa Dijadikan Acuan Hukum
- AMDK di Bawah Seliter Bernilai Ekonomi & Mudah Didaur Ulang