Paksakan Eks LPI Ikut Kompetisi ISL
Kamis, 22 September 2011 – 07:20 WIB

Djohar Arifin bersama Arifin Panigoro. Foto: Dok.JPNN
JAKARTA - PSSI kembali mencoba tidak konsisten. Hanya enam hari setelah mengumumkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan digelar satu wilayah dengan 18 peserta, tadi malam PSSI berusaha mengubahnya lagi.
Dalam lanjutan rapat pleno Exco yang digelar di Hotel Sahid jaya tadi malam (21/9), Ketua umum PSSI Djohar Arifin dan beberapa anggota Exco melontarkan usulan ISL musim depan diikuti lebih dari 18 tim. Tujuannya adalah untuk mengakomodasi klub-klub eks LPI (Liga Primer Indonesia). Yaitu Persema malang, Persibo Bojonegoro, dan PSM Makassar.
La Nyalla Mattaliti, salah satu anggota Exco kepada media menyatakan bahwa dalam rapat pleno Exco tadi malam Ketum PSSI merehabilitasi status Persema, Persibo, dan PSM yang sebelumnya terkena sanksi dari PSSI karena musim lalu membelot ke LPI. Dalam kongres tahunan di Bali Persema dan Persibo dicabut keanggotaannya, sedangkan PSM dilempar ke Divisi I.
Sesuai aturan, karena status keanggotaanya dicabut lewat kongres, maka "pengampunan" Persema dan Persibo juga harus dilakukan lewat kongres. "Mereka beralasan tidak perlu kongres," kata Nyalla. Untuk menggolkan rencana itu, Ketum dan kelompoknya membawa orang hukum, Timbul Thomas Lubis, yang sebelumnya dikenal sebagai salah satu pengacara kelompok 78 (pendukung George Toissutta-Arifin Panigoro).
JAKARTA - PSSI kembali mencoba tidak konsisten. Hanya enam hari setelah mengumumkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) musim depan digelar satu
BERITA TERKAIT
- Membanggakan, Petarung BFC Dede Dina Rebut Sabuk One Pride Women Strawweight
- Semifinal Liga Champions Inter vs Barcelona: Lewandowski akan Mulai dari Bangku Cadangan
- 2 Kehilangan Persebaya Surabaya saat Imbang Kontra Persik Kediri
- Semifinal Liga Champions Inter vs Barcelona: Flick Tuntut Pemainnya Kurangi Kesalahan
- Bupati Sumedang Open 2025 untuk Regenerasi Atlet Berprestasi
- 2 Drifter GT Radial Bersinar di Indonesia Drift Series 2025