Palembang Diselimuti Kabut, BMKG Beri Penjelasan

Palembang Diselimuti Kabut, BMKG Beri Penjelasan
Kabut. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, PALEMBANG - Kota Palembang, Sumatera Selatan, dalam beberapa hari terakhir terutama pada pagi hari diselimuti kabut.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan kabut bukan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Kabut yang dirasakan masyarakat di Palembang dan sekitarnya bukan asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Fenomena kabut tersebut timbul akibat adanya uap air," kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Sinta Andayani di Palembang, Jumat.

Dia menjelaskan fenomena kabut tersebut timbul akibat adanya uap air yang terbentuk pada titik-titik dingin di permukaan bumi yang kemudian bercampur dengan polutan.

Dalam fenomena kabut tersebut, terdapat sebagian kandungan partikel polutan, oleh karena itu fenomena itu tidak dapat dianggap sebagai kabut murni.

Berdasarkan hasil pengamatan cuaca, fenomena kabut yang terjadi di Palembang dan daerah sekitar menyebabkan penurunan jarak pandang namun masih tergolong aman untuk penerbangan dan aktivitas masyarakat lainnya, katanya.

Dalam beberapa hari terakhir jarak pandang di Kota Palembang berkisar 2.500 hingga 5.000 meter, kondisi tersebut masih dalam kategori aman.

"Fenomena kabut tersebut cenderung muncul menjelang pagi, saat suhu terdingin di permukaan bumi dan kelembaban udara mencapai tingkat tertinggi," katanya.

BMKG mengatakan kabut yang menyelimuti Kota Palembang bukan dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tetapi...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News