Paling Mahal Buku Pram, Yang Istimewa Karya Tan Malaka

Paling Mahal Buku Pram, Yang Istimewa Karya Tan Malaka
TAK DIJUAL: Harri Purnomo dan buku-buku langkanya yang dipamerkan dalam Festival Pembaca Indonesia di Jakarta pekan lalu. F-Agung maryana/Jawa Pos
Dalam buku terbitan The New American Library tersebut, memang terdapat tulisan serta tanda tangan Soe Hok Gie dengan tinta biru yang mulai memudar: Djakarta 29 Nopember 1960. Soe Hok Gie. Ditukar dng (dengan) kartjis sandiwara dari Irawan. "Saya tidak akan menjual buku ini," tegas Gieb yang begitu bangga dengan koleksinya yang ditemukan pada 2010 di Pasar Loak Senen, Jakarta, tersebut.

 

Selain di pasar buku bekas, Gieb sering mendapat keberuntungan dari kawan-kawannya. Misalnya, dia mendapat buku Pramoedya Ananta Toer yang berjudul Arus Balik cetakan pertama. Buku itu merupakan koleksi termahal yang pernah dia dapatkan. Harganya saat itu Rp 1 juta.

 

Ada pula buku jilid ketiga karya Tan Malaka dengan judul Dari Penjara ke Penjara. "Buku ini paling istimewa karena masih dalam format ketikan, masih stensilan, belum sampai ke penerbit," paparnya.

 

Di antara ratusan koleksinya, buku yang paling sulit diperoleh adalah buku-buku D.N. Aidit. "Sekarang saya punya empat judul di antara total 30 judul karangan Aidit. Untuk mengumpulkan itu, saya butuh waktu empat tahun," jelasnya.

 

Konsistensi Harri Purnomo mendalami literasi "sayap kiri" belum tertandingi di Indonesia. Setidaknya, dia telah mengoleksi serta "menghabiskan"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News