Panas Tembus 32 Derajat Celcius, Debit Air Menurun

Panas Tembus 32 Derajat Celcius, Debit Air Menurun
Panas Tembus 32 Derajat Celcius, Debit Air Menurun

jpnn.com - NUNUKAN - Cuaca panas yang melanda Nunukan beberapa beberapa pekan terakhir benar-benar menyiksa. Betapa tidak, akibat tak pernah diguyur hujan, kondisi kota Nunukan mulai berdebu, tanaman menguning dan kontur tanah mulai terlihat retakan-retakan kecil.

Kendati begitu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan memastikan, kondisi cuaca di Nunukan saat ini masih tergolong normal.

Staf BMKG Nunukan, Hasan menjelaskan, intensitas panas masih akan melanda Nunukan hingga satu pekan depan. BMKG pun mengimbau masyarakat agar selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

Dikatakan Hasan, cuaca panas yang melanda Nunukan ditandai dengan tingkat kepanasan hingga 32 derajat celsius pada siang hari.

"Meski tingkat cuaca panas belakangan ini sangat tinggi sekali, tapi kita jamin ini masih aman, karena ini dipengaruhi musim kemarau yang terjadi dengan prakiraan cuaca berawan, suhu mencapai 25 - 31 derajat celcius, dengan kelembaban  64 - 93 persen, sedangkan kecepatan angin: 16 km/jam serta arah angin: timur laut, sehingga belum masuk dalam zona panas yang tinggi," jelas Hasan, Selasa (11/3).

Hasan mengatakan, diprediksi kondisi cuaca panas ini akan berakhir hingga pertengahan maret. "Jadi setelah cuaca panas ini, kita prediksi pertengahan maret atau akhir maret baru akan turun hujan," ujar Hasan.

Dampak dari cuaca panas yang melanda Kota Nunukan akhir-akhir ini turut membuat ketersediaan debit air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nunukan juga mengalami penurunan. Direktur PDAM Masdi berharap, masyarakat Nunukan dapat menghemat pengunaan air PDAM agar tidak terjadi kekeringan di dua embung PDAM Nunukan. "Kami berharap agar masyarakat juga dapat sadar dan membantu PDAM agar ketersediaan air tidak merosot," singkat Masdi. (dra)


NUNUKAN - Cuaca panas yang melanda Nunukan beberapa beberapa pekan terakhir benar-benar menyiksa. Betapa tidak, akibat tak pernah diguyur hujan,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News