Pandemi Corona Ancam Target Penurunan Angka Stunting Nasional

Pandemi Corona Ancam Target Penurunan Angka Stunting Nasional
Prof Dr. dr. Damayanti R. Sjarif, Sp.A(K). Foto: Dok pri

“Apabila tidak cepat dideteksi melalui pengukuran berat badan, panjang badan, hingga lingkar kepala, anak-anak bisa menderita malanutrisi kronis hingga menjadi stunting,” ujar dia.

Menurut Damayanti, selain memengaruhi otak, nutrisi pada awal kehidupan seperti protein hewani, asam amino, zat besi, maupun zinc, juga berpengaruh kepada daya tahan tubuh seorang anak.

Asupan yang tidak cukup dapat berpengaruh pada penurunan berat badan, weight faltering (kenaikan berat badan yang tidak sesuai kurva), kesulitan nafsu makan, hingga malanutrisi.

Dia menjelaskan, tumbuh kembang yang tidak sesuai usia juga dapat menjadi salah satu pertanda bahwa telah terjadi penurunan daya tahan tubuh pada anak.

Kondisi tersebut membuat anak lebih rentan terhadap infeksi, termasuk pathogen seperti virus.

“Bahayanya, infeksi berulang akan mengganggu saluran cerna, malabsorpsi nutrisi, risiko malanutrisi, hingga mengganggu hormon pertumbuhan pada anak, yang dapat berujung pada stunting akibat malnutrisi kronis yang dibiarkan tidak terdeteksi,” ujar Damayanti.

Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Dhian Probhoyekti menjelaskan bahwa memang ada risiko peningkatan masalah gizi akut dan kronis yang disebabkan oleh menurunnya akses dan daya beli masyarakat terhadap pangan bergizi akibat pandemi covid-19.

Di tengah PSBB, pihaknya meminimalisisai kunjungan masyarakat ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) dan mengutamakannya untuk yang bersifat mendesak dan gawat darurat.

Pandemi virus corona (covid-19) membuat target penurunan angka stunting nasional terancam terhambat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News