Pandemi Covid-19, Petani Mengeluhkan Tomat Membusuk, Terong Hanya jadi Makanan Sapi
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengungkapkan jutaan petani terdampak pandemi COVID-19.
Walaupun dari 35 juta petani, 2,76 juta di antaranya mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah sebesar Rp 600 ribu per bulan, tetapi masih belum bisa mengangkat kesejahteraan mereka.
Pasalnya, di masa pandemi COVID-19 banyak petani merugi karena hasil panennya tidak terserap pasar. "Terong cuma jadi makanan sapi, tomat hanya membusuk," kata Winarno dalam diskusi daring dengan tema Memperkuat Pertanian Kala Pandemi besutan Alinea Forum, Selasa (25/8).
Dia menyebutkan, pada umumnya petani memerlukan sarana produksi seperti air, benin berkualitas, pupuk yang mencukupi sampai panen, permodalan terutama bunga rendah. Kemudian pasar yang stabil sehingga harga tidak jatuh saat panen raya.
"Petani tidak butuh pasar mewah. Yang dibutuhkan petani yang penting ada tempatnya untuk jualan dan orang-orang berkumpul," ujarnya.
Ketua Umum Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir. Foto: tangkapan layar
Dia juga menyentil tentang rasa nasionalisme terhadap petani harus ditumbuhkan seluruh masyarakat. Ketika melihat produk pertanian lokal, pilihlah itu meski dari tampilannya kurang menarik dibanding impor.
Petani berharap masyarakat membeli hasil panen mereka sehingga hasil panen tidak terbuang sia-sia di tengah pandemi covid-19 ini.
- Kongres APAO 2024, Kemenparekraf Sebut Sektor Ini Memberi Dampak Ekonomi Positif
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
- 85 Program Desa Energi Berdikari Pertamina Sukses Menurunkan 729 Ribu Ton Emisi Karbon
- Ganjar Bertekad Wujudkan Berdikari Bidang Kesehatan, Ada Kaitannya dengan Pertahanan
- Ruang Pintar PNM Dukung Akses Internet Anak Indonesia
- Fundamental Kuat, BRI Optimistis Mengarungi 2024