Pandemi Komunis
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Kapitalisme global bahkan disebut sudah tamat karena gagal mengatasi pandemi, dan sistem komunisme baru ala China disebut sebagai pemenang dalam perang pandemi dan perang ideologi global ini.
Cara pendekatan komunistis ala China sukses menahan penyebaran pandemi ke seluruh negeri. Penutupan total wilayah Hubei sebagai sentra penularan terbukti efektif menahan penyebaran.
Selama berbulan-bulan Hubei menjadi kamp konsentrasi terbesar dunia dengan diterapkannya lockdown total. Kebijakan ini terbukti efektif.
Sebaliknya, negara-negara kapitalis menerapkan kebijakan setengah hati dan tanggung dalam melakukan lockdown.
Karena kebijakan yang serbatanggung itu pandemi menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan menimbulkan bencana global. Negara-negara kapitalis tidak bisa melakukan lockdown total karena bertentangan kebebasan individual.
Sementara itu, China bisa menerapkannya dengan bebas atas nama komunalisme.
Pagebluk global ini kemudian disebut sebagai bukti kemenangan sistem komunisme atas kapitalisme. Pada 1990 Francis Fukuyama memproklamasikan kemenangan kapitalisme atas komunisme setelah ambruknya sistem politik Uni Soviet.
Sekarang, 30 tahun kemudian, Slavoj Zizek, filosof asal Slovenia, berbalik memproklamasikan kemenangan komunisme atas kapitalisme dengan ambruknya sistem kesehatan Amerika Serikat dalam menghadapi pandemi.
Harapan untuk kembali ke normal pada 2022 harus disimpan dahulu. Entah kapan pagebluk ini berakhir.
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Jaga Hati
- Zeni
- DPR Bangga dengan Kinerja Erick Thohir yang Tangani Covid-19 hingga Bongkar Korupsi Dapen
- Kadinkes Sumut Ditahan Jaksa terkait Korupsi APD Rp 24 Miliar
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19