Pandemi Komunis

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pandemi Komunis
Ilustrasi - Varian baru COVID-19, Omicron. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kapitalisme global bahkan disebut sudah tamat karena gagal mengatasi pandemi, dan sistem komunisme baru ala China disebut sebagai pemenang dalam perang pandemi dan perang ideologi global ini.

Cara pendekatan komunistis ala China sukses menahan penyebaran pandemi ke seluruh negeri. Penutupan total wilayah Hubei sebagai sentra penularan terbukti efektif menahan penyebaran.

Selama berbulan-bulan Hubei menjadi kamp konsentrasi terbesar dunia dengan diterapkannya lockdown total. Kebijakan ini terbukti efektif.

Sebaliknya, negara-negara kapitalis menerapkan kebijakan setengah hati dan tanggung dalam melakukan lockdown.

Karena kebijakan yang serbatanggung itu pandemi menyebar dengan cepat ke berbagai negara dan menimbulkan bencana global. Negara-negara kapitalis tidak bisa melakukan lockdown total karena bertentangan kebebasan individual.

Sementara itu, China bisa menerapkannya dengan bebas atas nama komunalisme.

Pagebluk global ini kemudian disebut sebagai bukti kemenangan sistem komunisme atas kapitalisme. Pada 1990 Francis Fukuyama memproklamasikan kemenangan kapitalisme atas komunisme setelah ambruknya sistem politik Uni Soviet.

Sekarang, 30 tahun kemudian, Slavoj Zizek, filosof asal Slovenia, berbalik memproklamasikan kemenangan komunisme atas kapitalisme dengan ambruknya sistem kesehatan Amerika Serikat dalam menghadapi pandemi.

Harapan untuk kembali ke normal pada 2022 harus disimpan dahulu. Entah kapan pagebluk ini berakhir.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News