Panen Cabai Keriting, Petani Justru Gigit Jari

Panen Cabai Keriting, Petani Justru Gigit Jari
Petani cabai. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, MAGETAN - Sejumlah petani cabai jenis keriting di Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengaku mengalami kerugian menyusul hasil panen mereka dibeli dengan harga murah.

Petani cabai di desa setempat, Moh Hadi mengatakan harga panen cabai keriting di tingkat petani kali ini turun drastis jika dibanding dengan panen sebelumnya.

"Hasil panen kali ini rugi akibat harga di tingkat petani anjlok. Harga kali ini hanya Rp 8.000 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga masih mencapai Rp15.000 per kilogram," ujar Hadi kepada wartawan di Magetan, Jumat.

Menurut dia, dengan harga jual di tingkat petani yang hanya Rp 8.000 tersebut, belum dapat menutupi biaya operasional saat tanam, panen, dan pascapanen.

Jika harga jual di petani Rp 15.000 per kilogram, pihaknya sanggup memperoleh pendapatan kisaran Rp 15 juta hingga Rp 20 juta untuk satu petak lahan.

"Tetapi, bila harga di petani hanya Rp 8.000 per kilo maka pendapatan totalnya hanya Rp 5 juta. Padahal, biaya operasionalnya sudah habis Rp 10 jutaan. Saat ini kami jelas merugi," kata Hadi.

Ia mengaku merosotnya harga cabai keriting mulai terjadi pada bulan April.

Sejak saat itu, harganya tak kunjung mengalami kenaikan. Dampak pandemi Covid-19 membuat permintaan pasar lesu.

Petani cabai keriting di Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur baru saja memanen hasil tanamnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News