Pangeran Diponegoro Kirim Kiai Nursalim yang tak Mempan Ditembak

Pangeran Diponegoro Kirim Kiai Nursalim yang tak Mempan Ditembak
Serka Bambang Suwito, Anggota TNI AD yang ditugaskan di Benteng Pendem Ngawi, saat membersihkan kompleks makam KH Muhammad Nursalim, kemarin (16/8). Foto: WS Hendro/Radar Ngawi/JPNN.com

Besarnya pasukan yang berhasil digalang KH Nursalim membuat Belanda ketar-ketir. Apalagi, kiai Nursalim memiliki kekuatan yang terbilang istimewa.

Ulama sekaligus tokoh agama itu tidak mempan ditembak. Hingga Belanda menggunakan ‘cara halus’ untuk melumpuhkannya. ‘’Sehingga Belanda mengajukan perundingan damai terhadap kiai Nursalim,’’ katanya.

Perundingan tersebut merupakan akal bulus Belanda untuk menjebak Kiai Nursalim. Sebab, ulama tersebut bukannya diajak berunding, namun langsung ditangkap untuk dibinasakan.

Kiai Nusalim pun disiksa mulai diseret, dipenggal hingga ditembak. Namun cara itu, gagal total. Kiai Nursalim tetap sehat walafiat dan kulitnya tak tergores sedikitpun.

Belanda yang mulai panik akhirnya memilih menggali lubang kubur di dekat bangunan kantor utama di Benteng Van de Bocsh untuk mengubur kiai tersebut secara hidup-hidup.

‘’Tempatnya sengaja disembunyikan di dekat kantor utama untuk menghilangkan jejak,’’ tuturnya.

Kata Bambang, Belanda ingin menyembunyikan kematian kiai M Nursalim untuk meredam perlawanan Wirotani, pengikut setianya.

Sekaligus menyembunyikan fakta dalang di balik kematian sang ulama. ‘’Sampai saat ini makamnya menjadi saksi atas kekejaman kolonial Belanda,’’ katanya.

Pangeran Diponegoro yang terus menggelorakan perlawanan terhadap Belanda, mendapat dukungan luas dari masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News