Pangi: Jokowi Ikut Menari Mendengar Genderang Perang Prabowo

Pangi: Jokowi Ikut Menari Mendengar Genderang Perang Prabowo
Prabowo Subianto dan Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Pangi Sarwi Chaniago menilai hiruk pikuk panggung politik nasional dua bulan terakhir belum memberikan efek yang signifikan terhadap elektabilitas dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). 

Pangi mengingatkan, dua paslon yang ada yaitu Jokowi - Ma'ruf dan Prabowo - Sandiaga harus lebih berhati-hati mengelola komunikasi politik, membenahi manajemen kampanye dan isu agar tidak kontraproduktif serta blunder terhadap elektabilitas masing-masing kandidat. 

"Joko Widodo sebagai inkumben sebaiknya fokus saja pada prasasti dan monumen yang sudah dicapainya. Tidak usah terlalu baper dan reaksioner merespons genderang perang yang dimainkan sang penantang," kata Pangi kepada JPNN, Kamis (3/1).

Menurutnya, keuntungan sebagai petahana banyak sekali. Dia mengatakan, sebaiknya petahana fokus saja main pada capaian dan target kerja yang sudah tercapai.  Apa yang menjadi prestasi dan kinerja keberhasilan pemerintah bisa tersampaikan dengan baik di publik. "Ujungnya, masyarakat puas," tegasnya. 

Namun, Pangi juga heran mengapa tim petahana belakangan ini sangat gandrung menyerang dengan isu identitas, daripada membuka kotak pandora prestasi maupun capaian kinerja petahana. "Ini jelas wilayah pertempuran yang berbahaya bagi inkumben," jelas direktur eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, itu. 

Lebih lanjut dia mengatakan,  kesalahan dalam menentukan tema kampanye, reaksi berlebihan terhadap sebuah isu, bahkan pemilihan kata dan diksi yang salah, bisa berdampak buruk pada image kandidat secara langsung.

Pangi mencontohkan, dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet misalnya, Prabowo Subianto harus menelan pil pahit mendapat sentimen negatif dari publik sebagai akibat salah dalam menentukan sikap. 

Artinya, kata dia, sentimen negatif publik terhadap isu sangat tinggi dan dapat dipastikan akan merugikan Prabowo.  Begitu juga dalam isu-isu lain seperti Tampang Boyolali yang memberikan sentimen negatif terhadap citra Prabowo. "Bahkan hal ini bisa menggerus elektabilitas sang penantang," ungkapnya. 

Jokowi terjebak, masuk pada tempo irama permainan yang dimainkan lawan politiknya di Pilpres 2019.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News