Pangkostrad, Anak Medan yang Nakal
Sabtu, 01 Oktober 2011 – 02:22 WIB
Pangkostrad Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution (paling kanan) bersama Romo Broto di halaman Gereja Kathedral, Jumat (30/9). Foto: Soetomo Samsu/JPNN
Saat di Gereja Kathedral, didampingi Romo Broto, pria yang mengeyam pendidikan di sejumlah negara itu juga tak sungkan masuk gereja, mengagumi arsitektur bangunan gereja.
"Jangan ada pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat di Sumut yang membuat pengkotak-kotakan berdasarkan suku dan agama. Jangan dipilah-pilahkan, itu sangat tidak baik," pesannya saat ditanya kondisi Sumut saat ini.
Budaya Batak, katanya, juga sangat membentuk karakternya. "Harus diingat, agama itu belakangan lahir, adat budaya duluan," katanya. "Budaya, dalihan na tolu. Itu yang membuat Sumut bertahan, tak terganggu oleh pengaruh upaya perpecahan dari luar," imbuh pria yang mengawali karir militer sebagai Danton 1/A Yon 521 DAM VIII/Brawijaya, itu.
Penugasan militer, yang selalu di operasi dan tak pernah di intelijen, membuatnya lebih bersifat terbuka dan selalu berpikiran positif. "Berpikir positif, kreatif, dan optimis. Kalau di intelijen, harus curiga terus," ucapnya berseloroh.
GAYANYA khas militer. Tapi, begitu bicara soal kampung halaman, jenderal bintang tiga kelahiran Medan 1954 itu begitu rileks dan antusias. Kenangan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu