Panglima: Itu Bukti TNI Sangat Paham dan Menghargai HAM

jpnn.com - BEKASI - Tim Satgas Tinombala mendapati dua wanita saat penyergapan terhadap gembong teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Kedua wanita itu sengaja tidak ditembak Satgas karena pertimbangan hak asasi manusia (HAM).
"Kedua wanita yang ada bersama Santoso saat disergap tidak bersenjata, makanya tidak ditembak. Kalau Santoso ditembak karena bersenjata," kata Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, usai membuka Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Kushin Ryu M Karate-Do Indonesia (KKI) 2016, di OSO Sports Center, Bekasi - Jawa Barat, Sabtu (23/7).
Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) ini menjelaskan, tidak menembak dua wanita karena tanpa senjata meski bersama Santoso merupakan prosedur tetap (protap) yang harus ditaati oleh setiap prajurit TNI.
"Protap tersebut dasarnya adalah menghormati hak asasi manusia (HAM). Jadi saya ingin tegaskan kembali bahwa kalau ada orang bilang TNI tidak paham HAM, itu adalah salah besar," tegas dia.
Bagi TNI imbuh Nurmantyo, serumit apa pun kondisi di lapangan sebagaimana yang terjadi saat penyergapan Santoso di Poso, protap dilarang menembak siapa pun yang tidak bersenjata masih bisa dipatuhi.
"Itu bukti bahwa TNI sangat paham dan menghargai HAM," pungkasnya.(fas/jpnn)
BEKASI - Tim Satgas Tinombala mendapati dua wanita saat penyergapan terhadap gembong teroris Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Kedua wanita itu sengaja
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Gembira, Honorer Non-Database BKN Diusulkan jadi PPPK Paruh Waktu, Daftar Nama Keluar
- Ketua Forum Honorer Bersuara Lantang, Menolak jadi PPPK Paruh Waktu
- BSKDN Kemendagri & Taspen Life Teken Komitmen Perlindungan Sosial bagi ASN
- Honorer 8 Tahun Bekerja Ikut Seleksi PPPK, Dicoret gegara Tergiur Uang Haram
- Persaingan Ketat Seleksi PPPK Tahap 2, Ini Datanya, Tetap Semangat ya
- Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak TNI, Komnas HAM: Maksudnya Apa?