Para Dokter Curhat pada DPRD, Minta Perlindungan untuk Tenaga Kesehatan
“Belum turun, belum terealisasi. Oleh karena itu kami sampaikan dalam forum yang terhormat, sidang tadi, sesungguhnya penyerapan itu masih sangat rendah. Masih 1 koma sekian persen, itu jauh dari sekian triliun itu,” ujarnya.
“Inilah yang menjadi perhatian, menjadi keprihatinan, menjadi semacam atensi bagi kami, bagaimana supaya realisasi anggaran terutama untuk yang di lapangan. Untuk insentif ini bisa proporsional segera terealisasi bagi yang membutuhkan, sesuai haknya,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E, Hikmah Bafaqih menyampaikan, tak bisa terlalu mengintervensi terkait permasalahan insentif bagi dokter dan perawat karena merupakan kewenangan dari Kemenkes.
Hanya dari informasi, selain dokter dan perawat tidak akan mendapat insentif.
“Pertanyaannya, sopir ambulance gak dapat. Berarti kita mengamanahkan APBD Provinsi ada untuk supir ambulance karena potensi terpapar. Ini yang tidak di-cover menkes dan mereka berhubungan langsung dengan pasien atau meninggal Covid dan harus di-cover APBD yang akan kita laporkan ke gubernur dan sekda untuk ditindaklanjuti,” ujarnya. (ngopibareng/jpnn)
Jajaran dokter yang tergabung dalam IDI Jatim mengungkapkan masalah yang dihadapi tenaga kesehatan selama pandemi covid-19.
Redaktur & Reporter : Natalia
- 389 PPPK 2023 Terima SK, Semuanya Tenaga Kesehatan
- Kemenkes Butuh 5.500 Tenaga Kerja untuk 4 RS Baru Milik Pemerintah
- 714 PPPK Formasi 2023 Barito Utara Terima SK, Tenaga Kesehatan Paling Banyak
- Nakes Melek Digital, Pelayanan Kesehatan akan Meningkat
- 77 Persen Tenaga Medis di Indonesia Perempuan, Sayang Perannya Masih di Bawah Pria
- Pesan Tegas Pj Wali Kota Serang untuk 329 PPPK Formasi 2023 yang Baru Dilantik