Para Kiai Dukung Cak Imin sebagai Terobosan demi Nahdiyin

Para Kiai Dukung Cak Imin sebagai Terobosan demi Nahdiyin
Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar (memegang mikrofon) saat menghadiri Silaturrahim Ulama Nusantara di Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (31/3). Foto: istimewa for JPG

jpnn.com, SIDOARJO - Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Miftahul Akhyar menyatakan, Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 akan menjadi momentum penting bagi kalangan nahdiyin. Menurutnya, warga NU harus memperjuangkan tokoh dari kalangan nahdiyin untuk bisa menjadi wakil presiden.

Kiai Akhyar mengatakan hal itu ketika menghadiri Silaturrahim Ulama Nusantara di Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat, Lebo, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (31/3). Sejumlah kiai pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur pun hadir dalam kesempatan itu, antara lain KH Mas Sulaiman dari Surabaya, KH Abdus Salam (Sidoarjo), KH Mujib Imron (Pasuruan), KH Tauhidullah Badri (Probolinggo), KHR Husni Zuhri (Lumajang), KH Hisyam Syafaat (Banyuwangi), KH Ali Zein (Blitar), KH Muchsin Ghozali Tulungagung, serta KH Zainuddin Jazuli (Kediri).

Kiai Akhyar mengatakan, nahdiyin yang secara jumlah mayoritas di Indonesia ternyata sering tertinggal dalam banyak hal. Karena itu, harus ada terobosan dengan menempatkan tokoh NU sebagai wakil presiden demi memajukan nahdiyin.

“Selama ini kita selalu ketinggalan sepur (kereta, red) terus. Kita yang selalu membuat terobosan, langkah-langkah yang menguntungkan ke depan, tapi enggak berlanjut,” kata Kiai Akhyar.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Kedung, Tarukan, Surabaya itu menambahkan, NU yang punya massa besar tentu sangat menentukan dalam peta politik nasional. Karena itu, banyak pihak juga menantikan terobosan dan pernyataan NU.

Lebih lanjut Kiai Akhyar mengatakan, kiai mendorong Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden. Ikhtiar para kiai untuk mendukung tokoh yang kondang disapa dengan panggilan Cak Imin itu juga demi kemajuan nahdiyin.

“Saya dengar dari kiai-kiai, Cak Imin kader yang istilahnya mungkin bisa dijual untuk cawapres. Sebetulnya kami bukan ingin cawapresnya, tapi capresnya sekalian,” ujarnya di acara silaturahmi yang diikuti deklarasi dukungan dari Ulama Nusantara untuk Cak Imin menjadi cawapres itu.(jpg/jpnn)


Nahdiyin yang secara jumlah mayoritas di Indonesia ternyata sering tertinggal dalam banyak hal. Harus ada terobosan dengan menempatkan tokoh NU sebagai wapres.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News