Para Sandera Pindah-pindah, Dibawa ke Gubuk di Tengah Hutan

Wendi mengaku, selama menjadi sandera tidak banyak komunikasi yang terjalin antara sandera dan anggota Abu Sayyaf. Hal itu dikarenakan ada kendala bahasa.
“Mereka yang bisa bahasa Inggris paling cuma satu orang,” jelas Wendi.
Selama ditawan, Wendi mengaku tidak ada kegiatan sama sekali. Kelompok Abu Sayyaf pun juga tak pernah memaksa tawanan untuk bekerja.
“Kami tidak ada kegiatan. Saya hanya berdoa agar bisa pulang,” aku Wendi, seperti diberitakan Padang Ekspres (Jawa Pos Group).
Wendi menuturkan, untuk informasi sama sekali putus dari dunia luar, dia sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi di luar. Bahkan perkembangan negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Abu Sayyaf pun tidak pernah diinformasikan kepada sandera.
“Waktu itu pagi, tiba-tiba kami dibangunkan dan kemudian dibawa keluar pulau. Waktu itu saya tidak tahu kami akan dibawa ke mana, ternyata saat itu kami bebas,” tuturnya. (PE/sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu