Para Siswa Fasih Nyanyikan Lagu Indonesia Raya

Para Siswa Fasih Nyanyikan Lagu Indonesia Raya
SISTER SCHOOL: Melinda Douglas (kanan) mengajak siswa SD Marlborough berkomunikasi lewat Skype dengan murid MIN Cempaka Putih, Tangsel. Foto: Abdul Rokhim/JAWA POS/JPNN
Pemilihan bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang masuk kurikulum itu melalui berbagai pertimbangan. Salah satunya dukungan program Bridge (Building Relationship Through Intercultural Dialog and Growing Engagment) yang digagas the Australia-Indonesia Institute dan the Asia Education Foundation.

Program Bridge memfasilitasi pendidikan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan guru dan siswa asal Australia dan Indonesia tentang budaya, bahasa, serta isu-isu terhangat di kedua negara. Tujuan lainnya adalah menghancurkan citra negatif yang masih ada. Jadi, kini siswa maupun guru tidak hanya membaca buku atau berdiskusi dalam kelas untuk belajar bahasa, seni, dan budaya, tapi juga saling mengunjungi dan berinteraksi.

 

Pertimbangan lain memilih bahasa Indonesia adalah permintaan orang tua murid. Dengan asal murid yang beragam terbanyak dari Indonesia, Malaysia, dan Brunei yang memiliki bahasa serumpun, bahasa Indonesia bisa diterima banyak wali murid. "Kami juga mempertimbangkan posisi Australia yang bertetangga dekat dengan Indonesia,"kata O"Hare.

 

Banyaknya dukungan itu membuat upaya mengenalkan Indonesia tidak dilakukan setengah-setengah oleh pengurus dan staf pengajar SD Marlborough. Ruang perpustakaan, majalah dinding, hingga koleksi mainan sebagian besar bertema Indonesia. Sepasang wayang kulit, Arjuna dan Bima, menghiasi majalah dinding. Di perpustakaan terpajang buku-buku cerita anak seperti Timun Mas, Sangkuriang, dan Malin Kundang. Sedangkan di tempat bermain terlihat papan bermain dakon (conglak) serta alat musik angklung.

 

Indonesia mendapat tempat khusus di hati anak-anak Sekolah Dasar (SD) Marlborough, Australia. Perbedaan jarak dan bahasa tidak menghalangi mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News