Partai Hijau Desak Tanggal Perayaan Hari Bersejarah Australia Diubah

Partai Hijau Desak Tanggal Perayaan Hari Bersejarah Australia Diubah
Partai Hijau Desak Tanggal Perayaan Hari Bersejarah Australia Diubah. Foto: abc.net.au

Negara bebas tak sangkal sejarah

Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, merespon masalah ini ke akun resmi Facebook-nya, dengan mengatakan bahwa "sebuah negara bebas memperdebatkan sejarahnya, tapi tidak menyangkalnya".

"Pada saat Australia Day, kita berkumpul dan merayakan bangsa kita dan semua sejarah kita di saat kita menyambut masa depan kita bersama," katanya.

"Dan itulah mengapa begitu tepat bahwa upacara Australia Day kita dimulai dengan protokol Welcome to Country (protocol yang terkadang dilakukan dalam upacara resmi di Australia), mengingat kita menghormati warga Australia pertama dan diakhiri dengan sebuah upacara kewarganegaraan untuk menyambut warga Australia yang baru."

Ia melanjutkan dengan mengatakan, dunia ini "terlalu sering terbelah oleh perselisihan dan kekerasan, kita memiliki banyak hal untuk dirayakan".

"Kami menyadari bahwa sejarah pendudukan Eropa di Australia adalah hal yang kompleks dan tragis bagi Penduduk Asli Australia," sebutnya.

Turnbull mengatakan bahwa ia: "Kecewa oleh mereka yang ingin mengubah tanggal Australia Day -berusaha untuk mengambil satu hari yang menyatukan Australia dan warga Australia, dan mengubahnya menjadi satu hari yang akan membelah kita.”

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Australia, Barnaby Joyce, membela keputusan Pemerintah Australia mengenai masalah ini, dengan mengatakan bahwa kubu Koalisi berkonsentrasi pada urusan praktis ketimbang filosofis.

"Kami sedang membangun sistem kereta api, mereka berbicara tentang Australia Day... Inilah bedanya. Mereka terlarut dalam filosofi, kami membangun hal-hal yang benar-benar membuat bangsa kami lebih kuat," katanya.

Partai Hijau Australia berencana untuk menggunakan kursi mereka di pemerintahan daerah di seluruh negara itu untuk menjadi ujung tombak dari desakan untuk memindahkan Hari Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News