Pasangan Amin Menegakkan Benang Basah

Oleh: M Sholeh Basyari

Pasangan Amin Menegakkan Benang Basah
Direktur Eksuktif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari. Foto: dokumentasi pribadi untuk JPNN.com

jpnn.com - Setidaknya ada lima potret perjalanan Islam mengawani bangsa ini.

Pertama, di era pra dan awal kemerdekaan, posisi politik Islam sangat vital. Sejumlah data menjelaskan secara gamblang peran politik Islam kala itu.

Tokoh-tokoh Islam di masa revolusi tidak saja menggerakkan kaum santri, tetapi juga turut sangat aktif membentuk design republik ini. 

Selanjutnya, pembukaan UUD RI secara tegas menyebut "Dengan Rahmat Allah". Agresivitas Islam juga dominan dalam batang UUDRI yang mewujud dalam 37 pasal. Puncaknya "kemenangan" Islam dengan meletakkan konsep ketuhanan pada sila pertama Pancasila.

Kedua, keberhasilan yang gemilang di awal kemerdekaan, salah satu kuncinya adalah adanya wadah tunggal perjuangan politik umat Islam: Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI).

MIAI adalah embrio bersatunya peran dan kiprah dalam kancah perang politik (field political war) kekuatan Islam di Indonesia yang sejajar dengan eksponen nasionalis.

Kekuatan Islam sama solidnya baik di battle ground maupun di meja diplomasi ada nama Agus Salim, Wahid Hasyim, Mohammad Roem sibuk membangun dan menyatukan komando Islam demi berkontribusi dalam hirasudin wa siyasatu dunya, politik untuk menjaga peran agama sebagai rahmatan lil alamin sekaligus untuk menata tata kelola negara. 

Meski penyingkiran secara sistematik atas peran Islam dalam bernegara juga terjadi.

Pasangan Amin ditantang untuk merobohkan sekat bahkan dinding beton trauma politik aliran Islam Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News