Pasar di AS Tidak Seksi, Eksportir Udang Fokus Garap Dalam Negeri

Pasar di AS Tidak Seksi, Eksportir Udang Fokus Garap Dalam Negeri
Udang windu. Foto: Kaltim Post/JPNN

Saat ini sudah ada lima perusahaan anggota AP5I yang akan memasarkan produknya di pasar domestik.

Lima perusahaan itu ialah Bumi Menara Internusa, Atina, Altertrade Indonesia, SKB, KML Food, dan ICS Group. Selain udang, mereka akan memasarkan ikan nila dan patin.

”Kami akan sasar horeka (hotel, restoran, dan katering) serta ritel modern, terutama pasar premium,” lanjut Budhi.

Produk yang dipasarkan tidak berbeda dengan yang diekspor, yaitu udang segar yang dibekukan dengan teknik individual quick frozen (IQF).

Udang yang satu per satu dibekukan secara cepat pada suhu minus 18 derajat itu akan awet sampai dua tahun. Logo IQF tersebut akan dicantumkan pada setiap kemasan.

”Artinya, udang kami masuk kategori segar dan aman karena bakteri tidak bisa tumbuh pada suhu minus 18 derajat,” terangnya.

Sementara itu, berdasar data KKP 2018, ekspor komoditas udang mencapai USD 1,7 miliar (sekitar Rp 24 triliun) atau sekitar 35,83 persen dari total ekspor hasil perikanan.

Kontribusi pasar terbesar produk perikanan Indonesia adalah AS sebesar USD 1,8 miliar (sekitar Rp 25,4 triliun) atau 38,61 persen dari total negara tujuan.

Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) pada tahun iniberfokus menggarap pasar dalam negeri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News