Pasar Modal Syariah Indonesia Terus Membaik
Kepala Staf Presiden (KSP) tersebut menekankan, agar dalam pengembangan ekonomi syariah harus betul-betul bermanfaat bagi hal-hal yang produktif.
Termasuk mendukung upaya penanggulangan kemiskinan, dalam rangka menekan angka ketimpangan.
"Dari data yang saya terima, penggunaan pembiayaan syariah adalah 41,8%. Sebagian besar masih digunakan untuk konsumsi. Sedangkan pembiayaan untuk modal kerja dan investasi masing-masing baru mencapai 34,3% dan 23,2%," ungkapnya.
Moeldoko memaparkan, pada sektor industri keuangan syariah, aset perbankan syariah terus meningkat.
Pada 2017 tercatat sebesar Rp435 triliun atau sekitar 5,8% dari total aset Perbankan Indonesia.
Begitu juga dengan pasar modal syariah, angkanya terus membaik. Dia menyebutkan, Indonesia adalah penerbit terbesar untuk international sovereign sukuk.
Pangsa pasar sukuk telah mencapai 19% dari seluruh sukuk yang diterbitkan berbagai negara.
"Pak Presiden juga meminta agar pada 2018 ini LKM Syariah, bank wakaf mikro terutama yang berlokasi di pesantren-pesantren lebih diperbanyak jumlahnya dan diperluas, sehingga mencakup seluruh wilayah Indonesia," imbuhnya.
Kepala Staf Presiden Moeldoko dilantik menjadi Wakil Ketua Pembina Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah.
- Ketua KDEKS: Banten Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah Indonesia
- IBA & YPBDK Harap Indonesia jadi Tuan Rumah Konferensi Perdamaian Internasional 2026
- Obligasi Syariah Mampu Dorong Sektor Riil
- Prudential Syariah Tunjuk Iskandar Ezzahuddin Ahmad Zulkiflee Sebagai Presiden Direktur
- Gelar Regional Sharia Investing Symposium, CGS-CIMB Sekuritas Memperkuat Pasar Modal Syariah 3 Negara
- Paling Dermawan di Dunia, Indonesia Berpotensi jadi Pusat Ekonomi Syariah