Pascakericuhan Lapas Perempuan Pontianak, Juleha: Kami Masih Bersiaga
"Alhamdulillah kericuhan sudah bisa kami atasi, dan ini juga berkat dukungan TNI dan Polri,” katanya.
Dia menepis terjadinya penyanderaan terhadap tiga petugas lapas.
“Yang terjadi juga bukan penyanderaan, tetapi ketika kericuhan terjadi tiga petugas sedang berada di dalam blok atau sedang bertugas, dan mereka juga akhirnya dikeluarkan oleh warga binaan," katanya.
Menurut dia, hal itu didasarkan dengan tidak ada petugas Lapas Pontianak yang disakiti atau dipukuli warga binaan.
Terkait aksi bakar-bakaran, mereka (warga binaan) juga berniat sebagai aksi protes saja, bukan bermaksud untuk membakar lapas.
"Kericuhan terjadi di Blok Melati dan Blok Mawar dan memang LP Perempuan Pontianak baru memiliki dua blok tersebut," katanya.
Petugas memang sedang gencar-gencarnya melaksanakan razia di lapas diseluruh Indonesia, termasuk razia handphone dan jaringan listrik, Selasa sore kemarin.
Dia menjelaskan sudah menjadi risiko kalau melakukan penertiban maka akan ada dampak yang akan timbul, seperti penolakan dari warga binaan tadi.
Kepala Lapas Klas II A Pontianak Juleha menegaskan pihaknya masih bersiaga pascakericuhan di lapas tersebut pada Selasa (28/9) sore. Kericuhan terjadi akibat warga binaan menolak razia handphone yang dilakukan petugas lapas.
- Kemenkumham Sulsel Berikan 5.931 Warga Binaan Remisi Lebaran 2024
- Liur Sedap
- Rutan Tangerang Siap Bantu Polisi Ungkap Warga Binaan yang Terlibat Peredaran Narkoba
- Pontianak Masuk 10 Kota Terendah Inflasi se-Indonesia, Ani Sofian Merespons Begini
- Duplikasi Jembatan Kapuas I Pontianak Hampir 100 Persen, segera Diuji Coba
- Mardani Maming Disebut-sebut Plesiran, Kalapas Sukamiskin Angkat Bicara