Pasukan Khusus Ini Berjalan Tidak dengan Kaki, Tetapi Pakai Tangan dan Kepala

Pasukan Khusus Ini Berjalan Tidak dengan Kaki, Tetapi Pakai Tangan dan Kepala
Sisi bangunan Stasiun Demak saat malam hari. Foto: Wahib Pribadi/Jawa Pos Radar Semarang

Wartawan koran ini, mencoba hunting ke stasiun pada malam Jumat (24/6).

Suasana tampak hening. Lampu gemerlap memancar merah. Ada satu dua orang tengah asyik minum kopi di salah satu ruangan stasiun. Tidak terlalu gelap. Yang tampak gelap di bagian bangunan sebelah selatan. Dekat tower.

Konon, di kawasan bangunan lawas dekat tower itulah banyak dihuni beragam makhluk halus.

“Ada semacam ular gaib. Jika ada warga yang sempat melihat ular itu menyeberang jalan depan staisun, warga meyakini menjadi pertanda bakal ada kecelakaan lalu lintas. Itu cerita dulu yang sampai sekarang masih sering terdengar,” kata Sutrimo.

Menurutnya, kawasan Stasiun Demak yang dikenal wingit tidak hanya di sisi selatan bangunan kuno saja.

Namun, tak jauh dari lokasi terdapat hutan jati yang di dalamnya ada makam misterius. Kloneng kereta dulu berada di hutan jati itu.

Namun, sejak zaman kolonial Belanda, makam tersebut diratakan dengan tanah.

Daerah tersebut juga menjadi salah satu paseban atau tempat menemui tamu di era Sultan Fatah. Pemimpin Keraton Demak Bintoro.

Warga sekitar Stasiun Demak menyebut pasukan khusus itu Wadadu. Seperti apa ceritanya?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News