Patroli KPLP Tangkap Kapal Bajakan

Patroli KPLP Tangkap Kapal Bajakan
HASIL BAJAKAN: Kapal Tanker MV. Macedon yang lego jangkar di STS Karimun, Kepulauan Riau, diduga merupakan kapal hasil pencurian/pembajakan. Ditjen Hubla masih melakukan penyidikan terkait keberadaan kapal tersebut. Foto: William/Batam Pos/JPNN

jpnn.com - BATAM  - Kapal tanker MV Macedon yang ditangkap patroli Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP) awal pekan ini, diduga kuat adalah kapal hasil curian atau bajakan yang sengaja dibawa oleh kelompok tak bertanggung jawab. Dari hasil pemeriksaan dan penyidikan sementara terhadap seluruh dokumen kapal maupun cargonya, nahkoda kapal bertonase 6084 DWT itu tak dapat menunjukan dokumen resmi kapal berbendera Panama tersebut. Muatan 5.000 ton plat baja yang berada di atas kapal tersebut juga tak dilengkapi izin resmi.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Sunaryo kepada wartawan ketika mengunjungi kapal tersebut, Rabu (4/2)  siang mengatakan, seluruh dokumen maupun nama kapal sengaja diganti untuk mengelabui petugas. Nama asli kapal tersebut adalah MV Tong Xiang berbendera China namun dengan sengaja diganti MV Macedon berbendera Panama. Tak hanya nama kapal, seluruh dokumen berkaitan dengan keberadaan kapal itu juga diganti.

Pantauan Batam Pos (Grup JPNN), di sejumlah dokumen kelengkapan kapal diberi tipeks (dihapus) dan ditulis tangan. Semua perlengkapan keselamatan berlayar juga ditutup dan diganti dengan nama MV Macedon.

Warna kapal tanker itu juga diganti. Hingga kemarin, aktivitas pengecatan kapal tersebut masih terus dilakukan. Seluruh dokumen resmi kapal sengaja dibuang ke bak sampah. Selain dokumen, nakhoda kapal berbangsa Siria bernama Leonid diduga kuat telah merekayasa nama seluruh ABK-nya. Leonid diduga kuat bukan nahkoda kapal tanker tersebut. Terjadi pergantian nahkoda sekitar 3 pekan lalu. Dalam dokumen resmi kapal itu nama nahkodanya adalah Cristious Dimitri berkebangsaan Jerman.

Jumlah ABK yang sebenarnya sebanyak 14 orang, namun dalam pemeriksaan yang dipimpin langsung oleh Dirjen perhubungan laut kemarin, hanya tersisa 8 ABK yang semuanya berkebangsaan Ukraina. Kapal ini ditangkap pada posisi 01.00. 17 N - 103 36 00 E di perairan selat Durian yang berada di antara STS Pulau Karimun dan Pulau Sambu, Kepri.

Hingga saat ini Ditjen hubla sedang melakukan pemeriksaan intensif karena ada dugaan kapal tersebut bermasalah. ”Ada dugaan keras terjadi kekeliruan baik pada orangnya (ABK, red), kapal, muatan maupun dokumen,” ujar Sunaryo.

Ketika didesak terkait adanya dugaan kapal tersebut adalah kapal hasil pembajakan atau pencurian di tengah laut, Sunaryo menyatakan masih akan melakukan penelusuran bersama instansi terkait yang berhubungan dengan pelayaran. 
Salah satu permasalahan yang krusial dengan keberadaan kapal tersebut kata Sunaryo adalah bahwa ia sebenarnya telah mendapat izin berlayar dari Singapura, tapi kenyataannya nahkoda menunda keberangkatan kapal. Kapal kemudian digerek ke perairan Indonesia dengan alasan truoble engine (kerusakan mesin).

Tiba di periaran Indonesia, kapal malah berlabuh buang jangkar didaerah STS yang seharusnya tidak boleh dilakukan karen akan mengganggu lalulintas pelayaran di perairan tersebut.

BATAM  - Kapal tanker MV Macedon yang ditangkap patroli Kesatuan Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP) awal pekan ini, diduga kuat adalah kapal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News