PB Taekwondo Indonesia Minim Prestasi, saatnya Pengurusnya Direformasi

PB Taekwondo Indonesia Minim Prestasi, saatnya Pengurusnya Direformasi
Ketum Pengprov TI Bangka Belitung Muhammad Irham (paling kiri), bersama Sekum Pengprov TI Riau Jili Wulandari (berjilbab), Brigjen TNI Robert Ndona selaku ketua Tim Pemenangan Letjen TNI Richard Tampubolon, dan Ketua Umum Pengprov TI Maluku Hengky Ricardo (paling kiri) dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Para fungsionaris Taekwondo Indonesia (TI) dari berbagai daerah menyerukan adanya penyegaran dan perombakan kepengurusan di tingkat pusat atau pengurus besar (PB).

Seruan itu didasari anggapan bahwa Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) di bawah kepemimpinan Thamrin Marzuki tidak menjadi organisasi yang baik dan mampu menorehkan prestasi gemilang.

Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) TI Maluku Hengky Ricardo menyatakan sebenarnya pihaknya sangat berharap kepemimpinan Thamrin di PBTI periode 2019-2023 membawa kebaikan.

“Namun, kenyataan yang kami lihat, yang pertama situasi dan kondisi internal organisasi itu sangat memprihatinkan,” ujar Hengky dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/8).

Hengky menjelaskan TI membutuhkan perbaikan. Menurut dia, ada banyak kebijakan PBTI yang tidak melalui alur-alur organisasi.

Lebih lanjut Hengky menuturkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBTI mengatur soal pembuatan kebijakan organisasi seharusnya melalui sinergi dengan pengprov.

“Ada peraturan organisasinya,” katanya.

Pada kesempatan sama, Sekretaris Pengprov TI Riau Jili Wulandari menyoroti capaian PBTI. Dia menyoroti kegagalan tiga atlet taekwondo nasional berlaga di babak kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sebagai bentuk .

Para fungsionaris Taekwondo Indonesia (TI) dari berbagai daerah menyerukan penyegaran dan perombakan kepengurusan di tingkat pusat atau pengurus besar (PB).

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News