Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan

Pedang Bermata Dua: Industri Nikel yang Menguntungkan Tapi Juga Mengancam Kesehatan dan Lingkungan
Salah satu aktivitas pertambangan di Maluku Utara yang melakukan ekspor biji nikel ke luar negeri. Foto: Antara/Abdul Fatah

Kembali ke Dusun Kurisa, Astia mengaku sudah beberapa kali menyampaikan pengaduan soal IMIP melalui kepala desa, namun tidak ada perubahan.

Hampir setiap hari dia khawatir dengan panasnya air laut yang mengalir di bawah rumahnya.

"Kalau siang, hawa panas dari atas dan bawah, atas kan matahari, di bawah air panas."

Meski IMIP menghubungkan penurunan stok ikan dengan meningkatnya populasi yang kini tinggal di Morowali, JATAM mengatakan ikan di wilayah tersebut telah mati karena suhu air laut yang hangat.

Apapun yang terjadi, bagi nelayan seperti Sakka, tidak punya banyak pilihan lain.

Bagi mereka, seiring dengan dimulainya industri nikel di Indonesia, mereka tidak akan menjadi bagian dari revolusi energi ramah lingkungan dunia.

Bagi mereka, bertahan hidup adalah satu-satunya ukuran kesuksesan.

Tim Penyusun 

Reportase, videografi, dan fotografi: Hellena SouisaVideografi dan fotografi: Yusuf Priambodo, Riza SalmanGrafis dan desain: Jarrod FankhauserProduser: Sally BrooksEditor: Will Jackson dan Christina Zhou


Apakah kendaraan listrik benar-benar ramah lingkungan jika proses pembuatan baterainya memiliki dampak bagi kesehatan dan lingkungan? Bagaikan pedang bermata dua, ada keuntungan serta ancaman bagi warga yang tinggal di kawasan industri nikel


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News