Pedih, Sakit, Pahit..Menangislah, Guardiola!
AS Monaco 3-1 Manchester City (agregat 6-6)

Guardiola tampak getir sengsara. Gelimang kejayaan saat dia membesut Barcelona (2008-2012) dan Bayern Muenchen (2013-2016) seakan sirna begitu saja.
Setahun yang lalu, City merekrutnya dengan tujuan menjadikan tetangga Manchester United itu menjadi tim kelas berat di pentas Eropa. Kalau buat sekadar Premier League, mungkin City tak perlu susah-susah mencari tanda tangan Guardiola. Namun sudah dua musim, karya Guardiola yang ditunggu tak kunjung berbuah manis.
Pedih. Kegagalan ini terjadi tepat di laga ke-100 Guardiola di kompetisi Eropa.
Sakit. Kegagalan ini membuat City menjadi tim pertama di Eropa, yang tersingkir usai mencetak lima gol di leg pertama.
Pahit. Kegagalan ini terjadi di saat Barcelona, tim kampung halamannya Guardiola justru membuat keajaiban senada yang dibukukan AS Monaco.
"Di 45 menit pertama, kami seperti lupa di mana berada. Di babak kedua kami mencoba untuk berbuat, tapi itu tidak cukup," ujar Guardiola di laman Marca. "Kadang ada saatnya beruntung, malam ini tidak," tandas Guardiola. (adk/jpnn)
Josep 'Pep' Guardiola Sala, pria plontos kelahiran Santpedor, Catalonia, 46 tahun yang lalu itu harus menelan pil pahit di Stade Louis II, Monaco,
Redaktur & Reporter : Adek
- Inzaghi Puji Lamine Yamal: Talenta yang Hanya Muncul Setiap 50 Tahun
- Komentar Hansi Flick Setelah Barcelona Ditahan Imbang Inter Milan di Semifinal Liga Champions
- Barcelona Vs Inter 3-3: Pemain Seperti Ini Lahir Setiap 50 Tahun
- Barcelona vs Inter Milan: Blaugrana Masih Dibayangi Trauma 15 Tahun Lalu
- Barcelona vs Inter Milan, Inzaghi: Kami Bersemangat Melawan Tim Terkuat
- Semifinal Liga Champions Barcelona vs Inter Milan: Hansi Flick Siapkan Strategi Khusus