Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025

Pejabat Kemenkes Usul Program Introduksi Vaksin Dengue Dimulai Paling Lambat 2025
Diskusi publik besutan Farid Nila Moeloek Society bekerja sama dengan Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines di Jakarta, Rabu (17/1). Foto Mesya/JPNN.com

Dia menyambut baik inisiatif diskusi publik ini, agar bersama-sama mencari solusi efisiensi beban penyakit dengue, dan melihat bagaimana BPJS dapat berperan lebih jauh dalam memberikan perlindungan kesehatan kepada masyarakat Indonesia. 

"BPJS Kesehatan juga tentu akan ikut serta mewujudkan aksi bersama menuju ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030," ucapnya.

Pada kesempatan sama, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menyatakan pendekatan yang terintegrasi sangat diperlukan dalam penanganan dan pencegahan DBD di Indonesia.

Oleh karena itu, Takeda berkomitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan guna mendorong kesadaran masyarakat akan bahaya dengue. Juga pentingnya pencegahan yang inovatif untuk melindungi masyarakat luas yang berisiko terkena dengue.

"Kami sangat gembira dan berterima kasih kepada FNM Society atas kolaborasi yang luar biasa pada acara diskusi publik hari ini, sebagai upaya memperkuat peran serta keluarga dan masyarakat untuk mencapai target ‘nol kematian akibat dengue’ di tahun 2030," tuturnya.

Andreas juga mengajak para pengusaha, masyarakat, serta pemerintah untuk bersama-sama berkomitmen, lebih aktif dalam melakukan edukasi pencegahan DBD dengan 3M Plus. Di samping mendapatkan informasi intervensi inovatif dari tenaga kesehatan, salah satunya melalui vaksin DBD. (esy/jpnn)

Pejabat Kemenkes usul program Introduksi Vaksin Dengue dimulai paling lambat 2025


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News