Pekik Merdeka dan Allahu Akbar di Balik Tewasnya AWS Mallaby

Pekik Merdeka dan Allahu Akbar di Balik Tewasnya AWS Mallaby
HARGAI PAHLAWAN: Sejumlah siswa Taman Kanak-Kanak mendengarkan penjelasan dari para veteran pejuang kemerdekaan Surabaya di Museum 10 November (komplek Tugu Pahlawan), Rabu (9/11). Foto Andy Satria/Radar Surabaya/JPNN.com

Ketua Panitia SM, Taufik Monyong mengaku drama dipersembahkan khusus untuk memperingati Hari Pahlawan.

“Ini khusus untuk arek Suroboyo. Supaya, darah patriotisme tetap mengalir,” jelasnya.

Aksi teatrikal mencapai puncaknya kala AWS Mallaby tewas.

Teriakan merdeka dan Allahu Akbar terus menggema sekaligus mengakhiri aksi.

“Semoga, warga Surabaya bisa belajar. Belajar bahwa meraih kemerdekaan itu tidak gampang. Sehingga, para pemuda wajib menjaga martabat dan keutuhan bangsa,” pungkas Taufik Monyong.

Gempita  menyambut  Hari Pahlawan tidak itu saja, Rabu pagi (9/11) ratusan siswa taman kanan­kanak (TK) membanjiri Museum  10  November  untuk belajar patriotisme dari para veteran pejuang perang Surabaya.

Para veteran tampak antusias. Dengan wajah berapi­api mereka menceritakan perjuangan berat mengusir penjajah.

Salah satunya adalah Koepijono. Dulu, pria 75 tahun itu bertugas di kapal selam.

JPNN.com SURABAYA – Dentuman meriam meluluhlantakkan Tugu Pahlawan, Rabu malam (9/11). Kobaran api membesar, kepulan asap membumbung. Dan suasana

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News